part 34

351 20 0
                                    


Aku tahu ini terlambat, tapi kamu harus tahu....jantung ini berdebar hanya untukmu. Hanya kamu yang mampu membuatku tersenyum dan memberi warna yang indah dihari-hari yang aku jalani.

Selamat membaca!

Abaikan typo bertebaran.







Atika membuka matanya saat alarmnya berdering nyaring. Wajahnya memerah tatkala mengingat kejadian semalam.

"Aduh, kok gue malah diam aja sih semalam saat  Bryan cium kening gue!" Ucapnya dengan tubuh gusar. Ia membalikkan badannya dengan posisi tengkurap kemudian menenggelam wajahnya dibantal.

"Gimana nih! Gue malu banget!" Gerutunya dengan hati gusar. Ia mengetuk kepalanya saat senyum manis Bryan terlintas dibenaknya.

"Ya ampun gue kenapa ingat senyum dia terus." Ia membalikkan tubuhnya dengan posisi terlentang. Tiba-tiba wajah Bryan terlintas di benaknya, "Tapi memang benar ya kata orang, Bryan itu ganteng dan punya senyum yang manis." Ucapnya tanpa sadar. "Ck, kok gue jadi mikirin dia mulu sih!" Ucapnya seraya bangkit dari ranjangnya dengan hati gusar seraya mengacak rambutnya dengan wajah bingung.

"Mending gue mandi deh, dari pada mikirin Bryan terus." Ucapnya seraya berdiri. Saat hendak menuju kamar mandi getaran hpnya menghentikan langkahnya.

"Siapa ya? Jangan-jangan Bryan."

Deg

Hanya mengingat dan menyebut namanya membuat jantungnya berdebar kencang. Dengan tangan bergetar ia meraih hpnya itu dari nakas. Ia memejamkan matanya sejenak kemudian membuka layar kuncinya.

"Huffhhhhh...ternyata Adit." Ucapnya menghela nafas lega, "Tapi kenapa ya dia ngirim pesan." Batinnya, untuk menjawab rasa penasarannya gadis itu menekan tombol read.

Adit

Thanks ya kuenya, sharusnya loe ngak usah ngasih soalnya gue ngak suka kue

Atika membuang nafasnya kasar, "Kalo dia ngak suka kue, apa dia membuangnya?" Katanya dengan wajah sedih. Ia udah susah payah membuat kue itu denagn tangannya sendiri, haruskah lelaki itu membuangnya. Tapi Atika segera menepis pikiran buruk itu.

"Setidaknya diamakan sedikit aja gue udah senang banget." Ucapnya tersenyum menghibur dirinya sendiri.

Tes

Mata Atika membulat saat setetes cairan merah terlihat dilayar ponselnya. Dengan dahi mengerut ia menyeka cairan itu kemudian meraba hidungnya dengan jari telunjuk. Kepalanya juga mendadak pusing dan terasa berdenyut.

"Kok kepala gue sakit ya" Atika memijit keningnya, "Sebenarnya gue kenapa?" Ia duduk dipinggir ranjang menanti pusing dikepalanya reda.

************

Adit melenguh saat kepalanya terasa pusing saat ia bangun dari tidurnya. Pemuda itu bangkit dari ranjangnya dengan langkah sempoyongan. Ia mendengus saat melihat Mike tertidur pulas di sofa. Ternyata derap langkah Adit membangunkan Mike dari tidurnya.

"Loe udah bangun?" Tanya Mike dengan suara serak. Adit menghentikan langkahnya dengan tangan mengantung diudara saat ia mau membuka knop pintu. Adit tampak memutar bola matanya.

"Sumpah ya, telinga loe terbuat dari apa sih! Peka amat." Tapi soal cewe ngak pernah peka, lanjutnya dalam hati.

"Ck, baru bangun udah kritikin gue loe." Sahutnya kesal sembari membenarkan posisi tubuhnya supaya terasa lebih nyaman untuk melanjutkan tidurnya. Adit hanya menggedikkan bahunya kemudian membuka pintu kamar mandi untuk menyelesaikan urusannya didalam.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang