Maaf ya kalo ceritanya makin gaje, namanya juga pemula. Maklumin aja ya guys he...he...he. kalo ada saran jangan segan-segan ya 😃😃😃HAPPY READING
Atika mengerjabkan matanya, kepalanya yang tadi terasa mau pecah kini sudah agak mendingan namun tubuhnya masih terasa lemas. Kini matanya sudah terbuka sempurna kemudian mengedarkan pandangannya pada kamar yang begitu asing baginya. Aroma kamar ini mengingatkannya pada seseorang.
"Astaga!?" Pekiknya melompat dari ranjang itu. Untung saja ia tak terjatuh, ia melayangkan tatapannya pada jam yang weker yang berada diatas meja belajar.
"Jam 16:35." Gumamnya. Ia memperhatikan tubuhnya yang masih mengenakan seragam sekolahnya. "Kenapa juga harus dia sih!" Keluhnya memijit keningnya.
Ceklek
Atika melayangkan pandangannya kearah pintu saat mendengar knop pintu itu ditekan. Lalu tampaklah Bryan dengan pakaian casualnya, lelaki menghampirinya dengan hati geregetan. Bagaimana kalau Atika memarahinya karena membawa gadis itu kerumahnya. Apa lagikan Atika kini lagi marah padanya.
"Udah bangun?" Tanyanya lembut. Atika menyilangkan tangannya didepan dada dengan wajaj juteknya.
"Bisa lihat sendirikan." Jawabnya sinis.
Bryan hanya tersenyum tipis, "kamu pasti sudah lapar kan, makan yuk! Bunda udah masakin makanan enak tadi buat kita." Katanya dengan wajah tenang sambil menghampiri Atika yang memasang wajah sinisnya.
Atika menggigit bibirnya gugup. Ia ingin menolak namun Atika ngak enak pada Bundanya Bryan. Andai dia tahu Bunda yang dikatakan Bryan adalah Ibunya Dimas. Pembantu Bryan balik kampung karena saudaranya meninggal, jadi beberapa hari ini Bundanya Dimas rutin kerumahnya. Sampai-sampai Dimas merasa dianak tirikan oleh Bundanya sendiri.
"Mau ya?" Pintanya lembut.
Atika mendengus, "Oke, tapi habis itu gue mau pulang!" Ucapnya dengan nada datar.
"Iya, nanti aku antarin pulang." Kata Bryan lembut.
**************
"Lo marahan sama Kak Bryan?" Tanya Melly saat mereka sedang dikantin pada waktu jam istirahat.
"Ngak kok, hanya saja gue malas ketemu sama dia." Jawabnya malas.
"Itu sama aja dengan marahan." Ucap Melly gemas. Atika hanya menghela nafasnya, membicarakan lelaki itu membuat nafsu makannya menghilang. Sebenarnya ia sadar tak ada haknya untuk marah ataupun cemburu. Tapi untuk saat ini ia lebih baik menghindar dari pada ia jatuh terlalu dalam pada pesona lelaki itu. Ia merasa egonya terluka, baru kali ini ia membuka hatinya untuk lelaki namun udah merasakan namanya patah hati.
"Lah kok malah bengong sih!" Kata Melly sebal. Atika mengerjabkan matanya beberapa kali saat mendengar celetukan sahabatnya itu.
"Ahh......gue hanya...lo tahulah gue sama kak Bryan itu beberapa bulan ini dekat dan gue ngerasa ada yang berbeda sama dia." Atika menarik nafasnya dalam, "Gue rasa Brayn suka sama gue, dan sayangnya gue juga ngerasain hal yang sama." Ucapnya dengan bahu merosot. Melly dapat melihat wajah prustasi dari Atika.
"Lalu apa msalahnya?"
"Gu-gue berpikir Kak Bryan hanya menjadikan gue pelarian saja."
"What, kok gitu!?"
Lalu mengalirlah cerita Atika tentang Bryan yang kemarin lalu saat di cafe.
Melly menghela nafas panjang.
"Lo ngak bisa langsung menyimpulkannya seperti itu Tik." Kata Melly mencoba memberi pencerahan, "Kalo memang Bryan marah sama pacar Kak Angel karena dipermainkan oleh lelaki itu, bagi gue itu adalah hal yang wajar." Timpalnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
AcakRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...