part 3(revisi)

674 40 3
                                    

Suka sama pacar orang gak dosa kan ya.

Yang dosa itu kalo kamu harapin si doi cepat putus

*******************

Atika berlari ketengah lapangan itu sambil tertawa. Rambutnya yang tergerai malambai-melambai karena gerakannya.

"Jangan lari lo cewek jahil!!!" seru Rizal berlari mengejar demikian juga Melly. Wajahnya yang lebih semangat untuk memberi gadis itu jitakan.

Atika membalikkan badannya lalu berkata dengan senyum mengejek.

"Tangkap aja kalo bisa wleeeee!!" Atika meleletkan lidahnya membuat Rizal makin gencar untuk mengejarnya.

"Awass ... kalau dapat, aku pites lo!" teriak Melly geram.

Hujan tiba-tiba turun membasahi bumi. Atika membeku ditempatnya, sedetik kemudian ia tersenyum lalu menengadah merasakan air hujan mengenai pipinya. Ia selalu mengharapkan ini, bermain air hujan merasakan baunya. Sudah lama ia tak seperti ini, dulu ia rajin bermain hujan dengan adik kembarnya. Yah, gadis itu merindukan adik kembarnya itu.

Hap

"Dapat juga lo!!" seru Rizal memeluknya dari belakang. Atika terkejut lalu meronta-ronta minta dilepaskan. Sungguh tak mengenakkan posisi mereka saat ini.

"Mel, cepat pegang tangannya,"

Rizal berteriak dengan suara keras mengalahkan suara hujan yang deras. Melly yang melihat Atika tertangkap tersenyum senang, ia berlari menghampiri mereka berdua.

"Sekarang tahu rasa lo!" kata Melly tersenyum miring tapi bagi pendengaran Atika itu suatu alarm. Ia dapat merasakan firasat buruk tentang senyuman itu.

"Kalian jangan macam-macam loh!"

Atika memandang kedua temamnya itu dengan wajah was-was. Ia yakin kedua teman laknatnya itu tengah merencanakan sesuatu padanya.

"Mel, siap!"

"Siap!"

Kedua remaja itu tiba-tiba mengangkatnya membuat Atika menjerit histeris. Atika semakin meronta saat melihat kedua anak itu membawanya ke kolam yang berada disamping cafe itu.

"Rizal jangan!! Gue ngak pandai berenang! Mel.......jangan ...."

Byur

ia diceburkan ke kolam itu dengan tawa mereka. Dan untungnya kolam itu tidak dalam, hanya sebatas pinggangnya saja. Sepertinya kolam ini hanya untuk anak-anak saja. Atika menatap kedua temannya dengan wajah datar padahal tadi ia sudah takut setengah mati. Ia trauma pada air kolam karena ia pernah hampir mati karena tenggelam, kalau saja ia tidak segera ditolong mungkin ia hanya tinggal nama.

"Rizal jangan, gue ngak bisa berenang." Beo Rizal sambil tertawa terbahak dipinggir kolam. Ia tertawa sampai perutnya terasa kram, Atika masih didalam kolam sambil menatap mereka berdua seolah-olah ingin mencekik teman laknatnya itu.

"Cocok tuh Tik, buat belajar renang," ujar Melly, membuatnya semakin malu. Akhirnya kedua temannya tahu salah satu kelemahannya, tapi itu lebih baik. Ia tidak mau mati konyol suatu hari nanti karena kedua teman absurdnya itu. Misalnya kalau mereka bermain ke pantai kedua anak itu mengerjainya, kan ngak lucu mati konyol karena bercanda cebur-ceburan.

"Berhenti ngeledek gue!" Atika naik kepembatas kolam dan langsung mengejar kedua anak itu.

Begitulah cara mereka menghabiskan waktu di siang hari ini dibawah guyuran air hujan mereka bermain kejar-kejaran, bernyanyi sambil menari-nari seolah-olah dunia ini milik mereka bertiga. Dipandangan orang mereka seperti tidak mempunyai beban sama sekali.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang