Malam guys.
Makasih ya, buat kalian yang udah koment dan kasih vote untuk cerita ini.Sesuai dengan janjiku pada kalian saya akan up Ekstra part dari cerita ini.
Semoga kalian suka.
Jangan lupa Vote, koment, dan share ke teman-teman kalian.
Happy reading guys.
Bryan sudah berjanji akan mencerikan kenapa dia memanggil Atika mermaid. Maka dari itu dia membawa gadis itu ketempat dimana awal mula dari segalanya. Tempat yang membuat sejarah nama itu dibuatnya. Kini Bryan dan Atika sedang berdiri disebuah bangunan dengan taman yang mungil namun indah. Warna dari bunga-bunga tanaman itu disusun sedemikian rupa hingga membentuk bundaran ditengah halaman bangunan yang terlihat sudah tua namun masih terlihat bersih dan asri.
"Ini kan--"
"Iya ini dulunya tempat penampungan anak. Remember?" Atika mengerutkan kening bingung dengan maksud perkataan Bryan. Dia memang tahu ini tempat penampungan anak dulunya dengan sekarang tidak tahu sebagai tempat apa namun sepertinya ada yang tetap merawat tempat itu.
"Iya. Lalu?" Bryan memandang wajah gadis itu lalu tersenyum penuh arti.
"Ayo." Bryan menarik tangan Atika. Menggiringnya memasuki halaman itu lewat pintu pagar bambu berwarna biru terang. Mereka menapaki jalan setapak yang terbuat dari batu bata. Disisi kanan kiri jalan setapak itu ditanami tanaman bunga krisan warna putih. Sungguh indah. Tak jemu mata memandang. Atika yang sibuk memperhatikan bunga-bungaan menoleh pada Bryan saat lamgkah mereka berhenti diteras rumah itu. Lalu mereka duduk ditembok pembatas teras itu.
"Di bunga yang berbentuk bundaran itu dulunya adalah kolam renang."
"Pantesan halaman ini tampak terasa lapang." Namun saat selesai mengatakan hal itu, Atika tersadar, "Kok kamu tahu?"
Bryan hanya tersenyum penuh arti.
"Dulu belasan tahu yang lalu, ada seorang anak tenggelam dikolam itu. Semulanya aku mengiranya adalah seorang mermaid yang sedang berenang karena rambutnya yang panjang tampak indah terpapar sinar matahari. Angel selalu menceritakan tentang mermaid." Atika merenggut saat mendengar nama Angel, sedang Bryan tersenyum kecil, "Karena Angel selalu cerita tentang mermaid yang membuat otakku hapal cerita itu, maka aku langsung mengira anak itu mermaid. Tapi saat aku melihat anak itu naik kepermukaan dengan perkataan minta tolong yang sedikit kurang jelas. Aku langsung tahu dia sedang dalam bahaya lalu aku menolongnya."
Bryan terdiam lalu menoleh. Atika memandangnya dengan seksama lalu mengerjapkan matanya.
"Sejak saat itu aku mencoba mendekatinya. Dia anaknya ternyata sangat pendiam dan jutek, kadang-kadang menangis sendirian sehingga tidak ada orang yang mau berteman dengannya."
Tenggelam
Pendiam
Sering menangis sendirian
"Kok aku merasa---"
"Anak perempuan itu kamu Atika." Kata Bryan lembut. Pandangannya berubah intens memindai setiap detail wajah Atika yang selalu membuatnya menggila karena rindu. Dia membingkai wajah Atika yang kini memerah karena tersipu.
"Jadi kamu anak lelaki yang selalu menyodorkan boneka mermaid sama aku." Kata Atika dengan jantung berdebar.
"Iya, dan kamu anak jutek itu."
Atika hanya tersenyum lebar, "Berarti saat aku masuk di SMA kita, kamu sudah mengenalku?"
"Awalnya tidak, karena sifatmu banyak berubah namun wajah dan rambutmu tetap sama tidak berubah sama sekali." Kata Bryan terkekeh pelan. Dia menarik kedua tangannya dari wajah gadis itu lalu menarik kepala Atika lalu menyandarkan dibahunya. Mereka terdiam beberapa saat sambil menatap mentari yang mulai mengembara ketempat lain untuk menjalankan tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
DiversosRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...