Hai apa kabar semua buat pengikut setia, pembaca setia, dan pembaca hantu. Saya harap kalian suka dengan cerita saya ini.Atika rindu suasa sekolah. Baru beberapa hari tidak sekolah dan rutin menjalankan kemoterapi membuat Atika menjadi tidak seperti dirinya yang dulu. Dia lebih banyak melamun sambil menatap bunga anggrek putih pemberian Bryan dulu. Untung sesekali Melly dan Rizal serta Nico yang sudah tahu keadaannya sering mengirim pesan padanya atau video call. Nico tahu keadaanya dari Melly padahal ia sudah melarang untuk memberi tahu pada yang lainnya. Namun Nico memang selalu mendesak dan terpaksa Melly memberitahunya. Sedangkan Bryan masih berjuang mendapatkan alamat Atika dari Melly sementara beasiswa yang ditawarkan oleh pihak sekolah telah dibatalkan. Toh, dia masih banyak uang untuk biaya kuliah dan biar saja orang yang lebih membutuhkan mendapatkannya. Dari pada dia berantem sama anak beasiswa yang lainnya.
"Mel, please kasih tahu gue dimana Atika." Ucap Bryan memaohon. Melly yang sedang melangkah menuju kelasnya hanya melenguh dalam hati.
"Gue ngak tau kak dimana Atika!" Jawabnya cuek masih dengan melangkah kaki sementara Bryan mengikuti dengan langkah tergopoh-gopoh sambil menangkup kedua tangannya.
"Please!" Kali ini Bryan meraih tangan Melly. Sontak langkah gadis itu berhenti, "Gue mohon Mel." Ucapnya menatap gadis itu penuh harap. Melly dapat melihat wajah Bryan tampak putus asa.
Melly menarik nafas lalu menarik gengamannya. Hatinya berperang antara memberi tahu atau tidak. Sekali lagi ditatapnya wajah Bryan yang meruntuhkan pertahanannya. Bagaimanapun dia berharap Atika dan Bryan menyelesaikan masalah mereka.
"Oke." Wajah Bryan langsung cerah, "Nanti gue kirim alamat di WA." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Bryan yang masih dihinggapi rasa bahagia. Beberapa detik kemudian Bryan sadar dia belum mengucapkan terimakasih lalu memanggil gadis itu.
"Melly!" Gadis itu membalikkan badannya dengan wajah bingung.
"Thanks!"
Melly hanya menyunggingkan senyum tulus lalu melanjutkan langkahnya. Namun tiba-tiba saja sebuah pesan masuk.
"Apa?!" Gumamnya dengan mata terbelalak.
*********
Beberapa jam yang lalu Atika jauh pingsan dikamarnya dan langsung dilarikan rumah sakit. Kini gadis itu harus dirawat dirumah sakit agar bisa memantau kondisi Atika. Adit mengusap rambutnya kasar. Menurut keerangan dokter mungkin Atika jarang minum obat sehingga kondisinya menjadi drop."Atika pasti baik-baik aja." Ujar Ayahnya yang duduk disebelah. Wajah mereka sangat kacau namun Ayahnya masih saja berusaha menenangkannya.
"Kapan jadwal operasi donornya Yah?" Tanya Adit dengan suara parau.
"Dua minggu lagi. Kamu harus mempersiapkan diri." Ucap Ayahnya lirih. Sementara suara langkah kaki tergopoh-gopoh menghampiri mereka. Ternyata Ibu kandungnya dengan suaminya dan disusul oleh, sahabat Atika dan Bryan.
"Gimana keadaan Atika Mas?" Tanya Ibu kandung Atika dan Adit.
"Sudah membaik."
"Apa sudah boleh dijenguk Om?"
"Masih belum bisa. Atika harus istirahat dulu."
Melly menoleh pada Bryan yang kini kedua bahunya langsung lunglai lalu mendaratkan tubuhnya di kursi yang disediakan di lorong rumah sakit itu. Bryan rindu dan ingin bertemu. Sejak tahu informasi Atika masuk rumah sakit Bryan sudah ingin berlari kerumah sakit. Namun tentu saja, ia tidak bisa semena-mena karena dia sedang ada ujian praktik kimia dan harus menunggu selesai. Ia juga kerepotan mempermisikan diri.
"Lebih baik kalian pulang aja, kalian masih dalam jam pelajarankan?" Tanya Ayah Adit.
"Kami sudah permisi kok Om." Sahut Rizal. Ayah Adit merasakan hatinya terharu. Bersyukur karena banyak yang peduli pada Atika.
![](https://img.wattpad.com/cover/152525977-288-k533522.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
RandomRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...