part 27

367 24 2
                                    

Selamat membaca




Atika merasakan nyaman disekujur tubuhnya, ia merapatkan selimut lembut yang mengulung tubuh mungilnya. Sinar matahari bersinar cerah dipagi ini, dari sela-sela gorden tampak sinarnya menelisik masuk hingga mengenai wajah gadis itu. Matanya mengerjab karena silau, aroma maskulin terasa diindera penciumannya, matanya sontak terbuka lebar. Ia menyibakkan selimut itu dengan kasar kemudian beranjak dengan cepat dari ranjang ini.

"Inikan bukan kamar gue! Kok gue bisa ada disini." Pikirnya dengan wajah cemas, ia memutar otaknya kemudian ia teringat berada dirumah Bryan.

"Ya ampun gue ketiduran." Merutuki kebodohannya, "Kenapa gue ngak dibangunin sih!" Keluhnya, "Terus siapa yang mindahin gue? Dan ini kamar siapa? Apa kamar Bryan?" Semua pertanyaan itu berkecamuk didalam hatinya. Saat ia mendengar suara kecipak air ia berjalan menuju jendela kaca kamar itu. Ia melihat keluar ternyata ia berada dilantai atas dan dari tempat itu ia dapat melihat kebawah bahwa  Bryan yang sedang berenang seperti ikan, dikolam. Atika mendesah, kemudian ia keluar dari kamar itu.

"Gila rumah ini luas banget." Gerutunya mencari jalan untuk menghampiri Bryan dikolam berenang namun ia malah kesasar didapur, disana pembantu rumah itu tampak menyiapkan sarapan.

"Eh neng Atika, udah bangun." Ucapnya tersenyum, "Iya Bi, kok Atika ngak dibangunin sih tadi malam." Ujarnya tersenyum malu.

"Den Bryan ngak tega katanya, makanya Atika dibawa aja kekamar tamu." Jawab Bibi tersenyum penuh arti. Atika terbelalak, dibawa bagaimana? Digendong? Terus siapa yang gendong?

"Ma-maksudnya Kak Bryan yang bawa kekamar?" Tanyanya dengan nada tak percaya. Wanita itu mengulum senyumnya, "Tentu saja, Bibi mana kuat gendong kamu." Ujarnya membuat jantung Atika berdebar. Ia tak bisa membayangkan dirinya berada digendongan Bryan, si cowo datar.

"Udah ngak usah malu gitu!" Goda wanita itu, "Mending Atika sarapan dulu, Bibi udah masakin nasi goreng." Mata Atika langsung berbinar mendengarnya namun itu hanya sebentar, ia merasa tak enak sebagai tamu. Lebih baik ia menunggu Bryan saja.

"Tapi kak Bryan gimana?" Ucapnya segan.

"Ngapain nyariin gue! Kangen ya?" Celetuk Bryan yang tiba-tiba datang. Atika terkesiap kemudian membalikkan badannya, ia dapat melihat Bryan telah memakai baju santainya.

Cepat banget.

"Ngaco." Katanya dengan wajah memerah, mengingat Bryan yang memindahkannya kekamar.

"Ya...ya, gue tahu loe ngak bakalan jujur sama gue." Kata Bryan dengan senyum menggoda. Atika mendelik sebal, "Terserah deh mau ngomong apa." Sahutnya dengan wajah datar. Bryan trsenyum senang melihat raut wajah kesal menggemaskan Atika.

"Dari pada berdebat terus mending sarapan dulu ya." Ujar wanita itu melerai perdebatan itu.

"Wah, asyik!" Kata Atika dengan wajah berseri-seri, ia membalikkan piringnya tangannya terjulur untuk mengambil nasi goreng namun segera ditepis oleh Bryan.

"Cuci muka dulu baru makan." Ucapnya, "Sekalian gosok gigi, jadi cewe kok jorok amat." Ledeknya, Atika ingin melawan tapi karena memang ia belum mencuci muka ia hanya terdiam dengan wajah merah padam seolah-olah asap akan keluar dari kedua telinganya. Ia mengerling pada Bryan dengan hati keki

"Baiklah tuan yang sok bersih." Ucapnya beranjak menuju kamar mandi. Trnyata ditempat itu disediain sikat gigi yang masih baru.

"Omg! Muka gue udah kayak hantu gini." Ucapnya didepan cermin saat melihat wajahnya tampak kusut dengan rambut berantakan. Entah mengapa hatinya merasa malu mengingat ia tadi dilihat Bryan dengan keadaan seperti itu.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang