Part 12

414 22 2
                                    

Hy guys!!! I'm come back maaf ya absen beberap hari.
Biasa deh mumet banget.

Selamat membaca!



Sekolah sedikit sepi karena kelas 3 sedang libur. Minggu depan mereka akan ujian UNBK. Kejadian kemarin masih saja Atika ingat dengan jelas membuat ia merasa kasihan pada cowok dingin itu. Gimana tidak Bryan yang tergolong most wanted disekolah mencintai kakak kelas dan lebih parahnya ditolak mentah-mentah.

"Gila! Ternyata kak Andien masuk rumah sakit!!" Pekik Melly dengan hebohnya. Mata Atika melebar seketika, ia hendak mengatakan kejadian kemarin namun perkataan Andien terngiang dibenaknya. Ia bahkan bingung sakit apa yang membuat gadis itu dibawa kerumah sakit. Kemarin ia berpikir gadis itu pingsan karena kelelahan.

"Atika, aku mohon padamu tolong jangan beritahu tentang kejadian ini."

"Kok bisa dirawat ya? Emang dia sakit apa?" tanya Mely masih dengan wajah penasaran. Kini gadis itu tampak mengkepoi instgram gadis populer itu.

"Mana gue tahu," jawab Atika kalem.

"Kayaknya kak ..."

"Gila!!" Pekikan Rizal mengintrupsi pembicaraan mereka.

"Apa gila!" kata Melly ketus.

"Anak SMA sebelah ngajak tawuran!" ujarnya dengan suara keras membuat pandangan sekelas tertuju padanya. Nico yang penasaran mendekat begitu juga dengan Frans sang ketua kelas.

"Ya jangan diladeninlah," ujar Atika dengan santai. Ia cukup bingung dengan para murid yang suka sekali mencari masalah.

"Masalahnya mereka ribut didepan gerbang kita," ucap Rizal.

"Wah, nyali mereka besar juga berani cari ribut di lingkungan sekolah," kata Nico menimpali.

"Tapi gue rasa, ini ada hubungannya dengan kejadian pertandingan waktu itu," Ujar Frans dengan serius. Mendengar hal itu Rizal jadi teringat waktu Ia menonjok salah satu anggota dari tim brutal itu.

"Yang jelas orang itu, yang cari masalah makanya gue tonjok," kata Rizal dengan muka masam. Pandangan mereka sontak pada Rizal dengan memberikan senyuman geli.

"Sebenarnya bukan itu." Frans menyela, "kalo yang saya perhatikan, Bryan ada masalah dengan salah satu dari tim itu," Ucapnya. Atika menautkan kedua alisnya tak ngerti.

"Maksudnya?" Tanya Atika dengan wajah penasaran.

"Gini, lo lihatkan Zal, mereka selalu berusaha membuat Bryan jatuh waktu melemparkan bola ke ring sampai buat loe emosi." Rizal menganguk.

"Kok gue ngak kepikiran ya," ujar Rizal.

"Jadi gimana nih, ngak tahan juga gue dengar orang itu berkoar-koar diluar," Ucap Nico tampak mengepalkan tangannya karena kesal.

"Kita balas aja," kata  Rizal penuh tekad, wajahnya tampak serius dengan sorot mata tajam.

"Gue ngak setuju," Ujar Frans tegas, "kita ngak usah memperkeruh suasana," Katanya lagi. Atika tersenyum kagum melihat ketegasan pemuda itu yang kelihatan tampak berwibawa.

"Tapi mereka yang cari masalah," Tukasnya.

"Benar tuh!" Nico menimpali.

Tak!

Mely menimpuk kepala kedua pemuda itu dengan wajah sebal.

"Auw!" Mereka memekik bersamaan.

"Napa sih lo?" Tanya Nico dengan wajah kesal, sementara Atika terkikik geli disamping Frans yang hanya tersenyum tipis.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang