part 47

412 18 0
                                    

Kasih tahu ya guys kalo tulisannya error.
Sudah dua kali di unpulish, terus dipublish lagi tapi tetap error, jadi bingung😇

Happy reading jangan lupa vote dan coment



Atika memandang wajahnya dicermin, wajahnya tampak pucat. Ia menghela nafasnya dalam, kondisinya semakin memburuk saja tapi dia masih tidak berniat untuk terapi. Ia ingin menikmati rasa sakit ini sendiri sampai suatu hari nanti dia akan menghilang.

"Tika!" Gadis itu berjengit kaget saat keluar dari toilet, Melly sudah berada didepan pintu. Ia berdehem lalu tersenyum pada gadis itu seolah-olah tidak ada yang terjadi padanya.

"Kenapa sih tadi, lo buru-buru amat?"

Atika meringgis.

"Ah itu, gue kebelet...." jawabnya dengah wajah yang dibuat semeyakinkn mungkin.

"Oh, gue cuma mau bilang, kalo Rizal ajak kita berdua keluar. Udah lamakan kita ngak jalan bareng." Kata Melly seraya merangkul Atika, mengajaknya untuk melangkah menuju kelas. Atika terdiam sejenak layaknya orang yang tengah berpikir.

"Gue ngak bisa."

"Loh kenapa?" Ucapnya cemberut. Padahal Melly sangat ingin menghabiskan waktu bersama kedua temannya itu.

Atika menghela nafasnya.

"Mama gue pulang." Melly menatapnya heran, selama ini Atika tidak pernah menceritakan tentang Ibunya hal terakhir yang hampir membuatnya menganga, saat ia tahu bahwa Acha sepupu kandung Atika.

"Serius lo?"

"Ya serius lah Melly." Atika menghentikan langkahnya gadis itu sudah sampai didepan kelasnya.

"Gue baru tahu lo masih punya Nyokap." Perkataan Melly seakan menohoknya, dia memang selama ini tidak pernah terbuka pada Melly

"Sorry." Gumamnya dengan senyum getir, Melly memejamkan matanya sejenak lalu memegang kedua bahu itu seraya tersenyum.

"Gue tunggu Tik, cerita tentang siapa lo, dan gue yakin lo bukan anak yang digosipkan Acha pada semua orang." kata Melly dengan nada penuh keyakinan, mendengar hal itu Atika sangat tenang. Melly percaya padanya, sahabatny yang baik hati dan mengerti akan dirinya.

Atika tersenyum.

"Pasti!" Ucapnya.

********************
Bryan diam terpekur, duduk dibangku paling pojok layaknya orang galau. Setiap mengingat Atika yang menghindarinya tadi pagi, hatinya terasa tercubit. Dimas yang melihat hal itu hanya menghela nafasnya, ia gemas sendiri pada sahabatnya itu dan sebelum kesabarannya habis lebih baik dia pergi saja dari dalam kelas.

Sepulang sekolah Bryan berniat untuk mengunjungi apertemen gadis itu untuk meminta maaf atas segala kesalah pahaman yang membentang jarak antara mereka. Lelaki menekan bel apertemen itu berulangkali namun tidak ada sahutan atau membuka pintu itu.

"Sepertinya Atika tidak ada di apertemennya." Gumamnya dengan hati kecewa. Akhirnya ia pulang dengan bahu merosot saat ia baru keluar dari lift ia bertemu dengan Gadis yang tengah dicarinya.oò

Bryan mematung demikian Atika, wajahnya tampak kaget melihat lelaki itu berada ditempat ini.

"Kak Bryan!" Gumamnya yang terdengar ditelinga lelaki itu. Atika memutuskan untuk memangkas jarak diantara mereka.

"Kakak mencariku?"  Tanyanya seraya menghentikan langkahnya dengan jarak selangkah. Lelaki itu terdiam, semua kata-kata seolah menghilang dari benaknya. Bukan apa, hanya saja lelaki itu bingung karena tadi pagi Atika mengacuhkan tapi saat ini gadis itu bersikap biasa saja.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang