HALOLA!!! APA KABAR SEMUA!!!!!!TERIMAKASIH YANG UDAH VOTE DAN COMENT CERITAKU, SANGAT MEMOMOTIVASI SEKALI 😂😂😂😂😂.
Ini nih, si Rizal manusia paling hiperaktif di cerita ini. Lelaki pertama yang dekat dengan Atika sejak menginjakkan putih abu-abunya.
BOLEH DONG MINTA VOTE DULU SEBELUM MEMBACA😂😂😂😂
BIAR AUTHORNYA SEMANGAT LANJUTIN CERITANYA😉😉
HAPPY READING!!!
Atika memandang tangannya yang digenggam oleh Ayahnya dengan erat. Ia masih terbaring diranjangnya setelah teman-temannya tadi menjenguk.
"Dulu kamu masih lucu dan imut, tapi sekarang udah besar dan cantik..."
Ayahnya menjeda ucapannya lalu mengecup punggung tangannya membuat rasa hangat dihatinya menjalar. Ayahnya terlihat sangat menyayangi. Atika mengerjabkan matanya beberapa kali untuk menahan air matanya yang mendesak keluar.
"Saat Ayah mendengar kalau kamu ditinggal dirumah nenekmu, Ayah sangat marah. Karena bagaimanapun, Mamamu sudah berjanji akan menjagamu. Tapi, Mamamu juga tidak salah Atika, Ayah juga salah."
Atika masih saja terdiam seraya memandang Ayahnya yang kini sudah meneteskan air matanya.
"Harusnya Ayah yang menjagamu, karena Ayah sudah tahu kalau nenek kamu sangat tidak suka pada Ayah..."
Atika tidak bisa lagi menahan air matanya mengingat kepedihannya dimasa lalu. Tanpa ada tempat mengadu, semuanya seolah tidak peduli.
"Maafin Ayah Atika....Maafin papa....pasti....dia....dia."
Ayahnya terisak sambil menempelkan dahinya digenggaman tangan mereka, tidak sanggup untuk melanjutkan ucapannya. Atika hanya terisak tak mampu berkata. Yang jelas hatinya merasa lega karena Ayahnya menyadari luka dihatinya selama ini.
Atika duduk dibibir brankar dengan wajah tanpa ekspresi dengan tangan yang sudah terbebas dari jarum infus. Gadis itu tidak mempedulikan Adit yang menatap kesal padanya dengan tangan bersidekap. Sementara kedua orangtuanya hanya menghela nafas lelah. Benar-benar keras kepala.
"Lo masih lemah Atika."
Atika langsung menatap pada Adit dengan kesal.
"Karna itu..gue tidak mau terlihat menyedihkan dengan selalu menginap ditempat membosankan ini!"
Adit mendengus.
"Tapi Atika----"
"Atika masih bisa kemoterapi atau yang lainnya sambil sekolah Yah, bentar lagi Atika mau ujian!"
Malah ujian yang dipikirkan, Adit mendengus dalam hati.
"Ya sudah....tapi kamu tidak boleh terlalu lelah." Mata Atika langsung berbinar mendengar ucapan Ibunya, "Tapi jangan lupa minum obat sesuai dengan waktunya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
DiversosRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...