part 56

218 16 2
                                    


Daouble update☺, sebelum paket daruratnya habis😄😄😄
Lagian udah ngak sabar supaya nyelesaian cerita ini 😅😅😅
Readers pasti juga ngak sabarkan?


SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA TEKAN BINTANG POJOK KIRI AND COMENT

HAPPY READ








Atika tersenyum lebar kala jam istirahat telah tiba. Dengan semangat ia merapikan peralatan tulisnya kedalam tas ranselnya.

"Gue duluan ya!" Ucapnya dengan buru-buru pada Nico. Belum sempat lelaki itu menjawab ia sudah setengah berlari keluar dari kelas. Nico hanya tersenyum geli melihat gelagat gadis itu. Benar-benar tipikal Atika yang petakilan. Lihatlah cara dia berlari, benar-benar tidak anggun. Ia menggelengkan kepala melihat kuncir kuda Atika bergoyang seirama.

Wajah Atika berseri-seri menuju markas Bryan, dimana lagi kalau bukan dilapangan basket. Dengan mata berbinar ia mengelilingi pagar pembatas lapangan itu yang mirip dengan kandang. Sesaat mereka saling berpandangan. Atika melambaikan tangannya sambil melompat-lompat namun Bryan seolah buta. Ia tidak membalas lambaiannya malah membuang muka dan fokus pada bola yang dipantulkannya.

"Wah, gue dicueki." Gumam Atika sebal. Tak berapa lama gerombolan para siswi berlari pada Bryan sambil menyodorkan mineral. Atika berdecih sambil melipat tangan didada melihat Bryan tersenyum lebar sambil menerimanya. Sejak kapan Bryan ramah pada penggemarnya?

Ia tersentak kaget saat seseorang menepuk pundaknyanya hingga membuatnya hampir mengumpat.

"Melly!?" Pekiknya kesal sambil melotot, "Kaget gue tahu ngak!"

Melly hanya memutar bola matanya malas. Sedari tadi ia memanggil gadis ini hingga suaranya nyaris habis.

"Ayo, ikut gue. Gue mau bicara penting, kalo kali ini lo mengelak gue bakalan cubitin lo sampai benjol semuanya."

Atika bergidik ngeri. Bukan karena ancamannya. Masalahnya Melly memandangnya dengan mata tajam dan wajah serius.

"Bicara apa sih!"

"Ngak usah banyak nanya!"

Atika bungkam.

"Ayo!"

Atika hanya pasrah mengikuti Melly dari belakang sambil menggerutu tidak jelas. Padahal ia masih ingin mengawasi Bryan. Apa lagi ia merasa kesal saat dicueki tadi, udah gitu banyak pula yang melihatnya tadi. Ia malu, meski orang-orang itu tidak peduli akan kelakuannya. Ia sudah biasa menjadi orang konyol dan memalukan. Namu saat dicueki Bryan, hatinya menjadi sedih.

Duk...

Duk...

Duk..

Bryan kembali memantulkan bola basketnya setelah para siswi itu beranjak dari tempat itu. Wajah mereka tampak berseri-seri karena untuk pertama kali Bryan menerima pemberian dari para penggemarnya. Padahal minuman itu tidak disentuh malah teronggok dibangku panjang didekat lapangan itu.

Plung

Bryan tersenyum miring saat sasarannya tepat. Dimas yang sedari tadi pemerhati beranjak mengambil bola itu yang tergeletak dibawah ring.

"Lo sama Atika kenapa lagi?" Tanyanya sembari menghampirinya. Bryan mendengus lalu mengacak rambutnya. Wajahnya tampak kusut. Pikirannya menjadi tak karuan setiap mengingat Atika.

"Ngak kenapa-napa." Jawabnya acuh sambil mendaratkan bokongnya dilapangan itu yang dilapisi semen. Dimas mencibir lalu duduk disamping Bryan dengan kaki diselonjorkan. Sayup-sayup suara riuh tawa dari beberapa siswa yang sibuk bercanda mengisi keheningan yang tercipta diantara mereka beberapa detik.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang