part 63

182 11 1
                                    


Halo!!! Ada yang kangen aku 😊😊😊
Maaf ya, lama ngak update🙆🙆🙆
Soalnya penyakit author kambuh alias imajinasinya macet.
Bingung mau endingnya gimana he.....he.....he..

"Aishhhh...menyebalkan sekali!"

Bryan mengacak rambutnya kesal saat ia sudah berada diluar ruangan itu.

"Kenapa ia bertingkah seolah-olah mengenal gue ya, padahal gue ngak begitu kenal sama bocah itu."

Bryan bergumam seraya melangkah meninggalkan ruangan yang begitu membosankan.

"Kak!!"

Bryan yang tengah melangkah santai dikoridor memutar badan ketika mendengar suara itu. Ia melambai tangan dengan wajah cuek. Melly mendengus melihat reaksi lelaki itu yang begitu santai dan cuek.

"Kenapa?" Tanya Bryan ketika jaraknya dengan gadis itu sudah dekat. Tangannya diletak disaku lalu memutar badannya kembali.

"Gue udah laporin mereka." Ujar Melly seraya menyamakan langkahnya dengan Bryan hingga mereka berjalan bersisian. Di tengah lalu lalang para murid beberapa siswi menyapa Bryan dengan wajah malu-malu. Sementara Bryan hanya tersenyum. Itu sudah merupakan kemajuan, mengingat dulu betapa bekunya hati lelaki ini.

"Dan Kaka tahu!" Melly berseru girang dengan wajah senang. Bryan menoleh pada gadis itu dengan ali menyatu.

"Ngak." Jawabnya datar.

Melly mendengus seraya mengerucutkan bibirnya.

"Kita punya saksi."

Pupil Bryan langsung membesar tanda ia antusias dengan informasi yang diberikan oleh Melly.

"Oh ya?"

"Iya. Dia langsung datangin gue, karna tahu kalo gue itu sahabatnya Atika." Ujar Melly dengan wajah berseri-seri.

"Bagus."

Mereka pantas mendapatkan hukuman karena telah melukai Atika-nya. Padahal Bryan sudah mengingatkan Andien untuk tidak mengganggu Atika, tapi sepertinya gadis itu bebal. Diberi hukuman yang sepadan dengannya mungkin lebih baik.

"Btw, Atika sudah masuk sekolah tuh!"

Bryan tampak terkejut, matanya membulat menatap Melly tak percaya.

"Kenapa? Oh, kakak belum ketemu Atika---what!!!"

Melly melongo sambil mengerjabkan matanya beberapa kali saat menyadari Bryan susah tidak disampingnya lagi. Lelaki itu sudah memutar arah kebelakang untuk mencari keberadaan gadis itu.

"Dasar tidak sopan!" Dengus Melly kesal seraya melanjutkan langkahnya menuju kantin sekolah. Sebenarnya ia sudah janjian dengan Atika untuk bertemu dikantin.

Kak Bryan pasti capek nanti, kalo nyatanya Atika sudah dikantin, Batin Melly mengulum senyumnya.

********

Nafas Atika terasa berat karena ia merasa badannya terasa lemas. Kepalanya juga terasa berdenyut namun ia berusaha menahannya. Ia melirik arlojinya, sebentar lagi waktunya minum obat. Ia menghela nafas lalu memfokuskan dirinya menghadap kedepan mendengar pelajaran yang diterangkan.

"Tik, lo ngak apa-apa?" Tanya Nico dengan suara berbisik.

Atika menoleh pada Nico yang memandangnya dengan raut wajah yang cemas. Atika tersenyum seraya menganguk. Nico menghela nafasnya lalu menempelkan punggung tangannya dikening gadis itu.

Atika tersentak kaget lalu menurunkan tangan itu.

"Tidak panas." Gumam Nico yang masih bisa didengar oleh Atika. Gadis itu menelan ludahnya susah payah. Ia cemas melihat Nico yang tidak puas dengan jawabannya.

Atika (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang