HALOHA!!!!
Kembali saya sipenulis amatir yang tentu banyak kekurangannya.
Trimakasih saya ucapkan pada teman-teman sekalian yang selalu menantikan cerita ecek-ecek ini😁😁😁. Terimakasih juga buat yang vote👏👏👏 lalu pada yang koment walau tak banyak sih😇. Pokoknya thank you so much all, tanpa kalian apalah arti dari tulisan ini. Karena sebuah tulisan adalah untuk dibaca.
HAPPY READING!!
Acha duduk dengan tubuh gemetar di ruangan kelasnya yang sepi. Disebelahnya Nadine dan Acha demikian juga.
"Cha, gimana nih? Gue ngak mau ya dikeluarkan dari sekolah ini gara-gara lo!"
"Gue juga ngak mau!" Kata Irma dengan wajah takut.
Acha mendengus lalu melotot pada Andien yang berdiri disebelahnya.
"Lo juga ikut andil dalam kejadian ini kalo lo lupa!"
"Tapi gue ngak ada nampar dia!" Bentak Andien kesal. Sungguh ia tidak tahu kalau akan begini jadinya. Tadi ia memang sangat ingin memberi pelajaran pada gadis itu namun sekarang ia sangat takut apa lagi kalau sampai dikeluarkan dari sekolah.
Acha menggebrak meja membuat kedua gadis itu terkejut.
"Jadi kalian mau biarin gue kena getahnya sendiri!" Kedua gadis itu terdiam melihat Acha yang melotot tajam pada mereka. Ia mengepalkan tangannya sambil menggertakkan giginya.
"Kalian ngak bisa lari, kita sama-sama ada ditempat itu. Jadi, kalian mau kasih alasan?"
Andien menelan salivanya.
"Gue akan minta maaf sama Irma, toh aku belum ada lukain dia!" Celetuk Irma dengan hati penuh harap.
Apakah gue minta maaf juga?
Pikir Andien.
Acha beranjak berdiri lalu menatap sinis pada Irma.
"Lo lupa ya, kalo kita pernah fitnah Atika, yang kita kirim foto pada pacarnya Frans!"
Irma mengatupkan bibirnya dengan tubuh membeku demikian juga Andien. Sepertinya mereka harus pasrah kena hukum. Dibalik tembok kelas mereka tanpa disadari ada seseorang merekam suara mereka. Yang pastinya sebuah resiko yang akan mereka tanggung telah menanti.
**********
"A-apa Dok? A-nak saya menderita leukimia!"
Dokter itu menganguk dengan wajah serius. Wanita itu menutup mulutnya dengan wajah terperangah.
"Apa Dokter ngak salah, maksud saya bisa saja hasilnya tertukar."
Dokter itu menghela nafasnya. Ia juga ikut prihatin atas apa yang menimpa pasien itu.
"Maaf Bu, kami disini bekerja profesional dan teliti jadi tidak mungkin ada yang salah!" Kata Dokter itu seraya memberikan kertas hasil test kesehatan anaknya itu.
Wanita itu menggigit bibir bawahnya kala melihat nama Atika terpampang dikertas itu.
"Putri Anda perawatan segera Bu, kondisinya sudah lumayan parah. Sepertinya ia sudah agak lama menderita penyakit ini."
Wanita itu meneteskan air matanya. Ia sungguh merasa jahat karena tidak pernah terpikir untuk memikirkan kesehatan Atika. Apakah ini jawaban dari mimpinya aaktu itu?
"Apakah penyakit ini bisa sembuh Dok?"
"Kemungkinan Bisa, tapi saya sarankan anak anda menjalani perawatan serta kemoterapi dan bisa juga dengan operasi sum-sum tulang, nanti akan ada Dokter khusus yang menangani anak anda Bu. Spesial yang menangani penyakit leukimia."

KAMU SEDANG MEMBACA
Atika (Selesai)
CasualeRevisi Semuanya baik-baik saja menurut Atika saat ia belum masuk dalam anggota Osis. Entah mengapa hal itu merenggut masa-masa santainya. Apa lagi ia harus bertemu dengan Bryan, si ketua Osis, cowok super jutek, yang kalau bicara buat emosi. Sement...