Part 04• Perjanjian Konyol ✔

65.9K 3K 18
                                    

Di sebuah meja makan yang berukuran panjang dan lumayan lebar itu, terdengar dentingan sendok juga garpu dengan piring yang saling bergesekan. Mereka memang. nampak menikmati makan malam dengan tenang meskipun sesekali mereka mengobrol sebentar.

Menit terus berjalan hingga makan malam mereka telah usai, namun mereka belum beranjak dari meja makan karena mereka masih menikmati hidangan penutupnya.

"Kita mulai sekarang aja gimana?" Tanya Farhan yang lebih tepatnya mengarah kepada Alesha, Erlandra dan Nindy.

"Boleh. Lebih cepat lebih baik, kan?" Ucap Nindy.

Sedangkan Maureen, Noven, dan Nova hanya menatap orang tua mereka secara bergantian, karena mereka tidak tahu maksud dari ucapan mereka.

Farhan mengisyaratkan kepada beberapa pelayan yang sejak tadi berdiri di sebelah mereka untuk pergi dari sana, memberikan ruang tersendiri untuk dua keluarga tersebut. Dan sepertinya beberapa pelayan tersebut mengerti dengan isyarat tadi. Hal itu terlihat dari para pelayan yang langsung berjalan menjauhi meja makan setelah memberikan anggukan kecil satu kali.

"Jadi kita kesini mau membahas perjodohan anak kita dengan anak kalian." Erlandra berkata dengan tenang sambil tersenyum kecil saat menatap wajah-wajah yang ada disana secara bergantian.

Mata Maureen, Noven, dan Nova langsung menatap Erlandra bingung. Berbeda dengan Gio yang terlihat biasa saja mendengar hal tersebut.

"Mamah tau, kabar ini pasti mengejutkan kalian." Alesha tersenyum kecil. "Tapi, ya, begitu adanya. Dulu kita memang punya janji mau menjodohkan anak kita kelak." Jelas Alesha lebih lanjut.

Nindy mengangguk singkat. Wanita itu mengiyakan ucapan Alesha lewat anggukannya. "Janji itu memang sudah lama, tapi kami tidak akan lupa janji tersebut."

"Kami sebagai orang tua yang sudah membuat janji tersebut, tidak mau mengingkarinya. Melihat kalian sudah beranjak dewasa, jadi ayah rasa janji itu harus segera di tepati." Erlandra melengkapi kalimat istrinya. Menjelaskan lewat kata sederhana kepada empat anak muda tersebut.

Noven dan Nova terlihat masih diam saja. Mereka berdua belum berani berkomentar atas kabar tersebut, karena mereka masih menjelajahi pikirannya masing-masing. Mencerna lebih dalam atas kabar yang baru mereka dengar sekarang. Dari dulu memang tidak ada penyinggungan mengenai hal ini. Tidak ada pembahasan yang berbau-bau seperti ini, membuat mereka benar-benar terkejut sampai tidak tahu harus berkomentar apa.

Sedangkan Maureen, gadis itu menatap Gio ingin meminta penjelasan yang lebih lagi, karena merasa jika kakaknya itu sudah sedikit mengetahui masalah ini. Dan naluri Maureen jika Gio tahu semakin meningkat setelah mengingat tingkah Gio tadi, terlebih sikap santainya sejak tadi, dan di tambah sekarang saat Gio hanya menyediakan bahunya acuh sambil menyunggingkan senyum kearah Maureen yang entah apa maksudnya.

"Maksud mamah, kak Gio mau di jodohin sama Nova, gitu?" Tanya Maureen setelah mengalihkan tatapannya dari Gio kearah Alesha. Karna gadis itu tahu, melihat respon Gio yang seperti tadi itu tidak memungkinkan untuk Maureen mendapatkan jawaban atas kebingungannya.

"Kok, gue?" Nova protes.

Nova yang mendengar namanya dibawa-bawa, justru mulai khawatir. Gadis itu sempat menatap kearah Gio yang juga menampilkan raut terkejut seperti dirinya. Tidak lama setelahnya, Nova melihat aksi Gio yang melempar Maureen dengan buah anggur yang sempat akan ia makan.

"Enak aja kalo ngomong." Gio jelas tidak terima, walaupun itu hanya sekedar pertanyaan tapi tetap saja membuatnya sedikit kesal.

"Ih kak, gak usah lempar-lempar anggur ke aku!" Maureen mengerucutkan bibirnya sambil mengambil buat anggur yang sudah jatuh ke pangkuannya setelah tadi tepat mengenai bahu kanannya.

DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang