Part 19• Menepis Sebuah Rasa

53.5K 2.5K 18
                                    

Maureen bergerak gelisah di kasur king size milik Nova. Matanya sudah terpejam rapat walaupun sebenarnya dia sudah terbangun sejak tadi entah karena apa, yang dia tahu, sekarang dirinya mulai merasa tidak nyaman.

Matanya perlahan terbuka dan menampakan langit-langit kamar Nova yang bernuansa putih gading. Kemudian tatapannya berpindah kearah kirinya, dimana disana ada Nova yang sedang tertidur lelap dengan memeluk gulingnya.

Setelahnya, dia meraba-raba ponsel yang sempat dia letakan di bawah bantal yang dia tiduri.

"Huhh, udah jam setengah satu." Ucapnya dengan berdecak pelan.

Tangannya yang tadi sempat memegang ponsel miliknya, kini meraba perutnya yang sempat berbunyi lirih. Sepertinya alasan Maureen terbangun dari tidurnya itu dan merasa tidak nyaman karena perutnya belum diisi apapun sejak semalam.

Setelah perutnya berhenti berbunyi, Maureen melirik kearah Nova yang terus tertidur tanpa terganggu dengan Maureen yang terus bergerak tidak nyaman diatas kasur. Dengan perlahan, dia mencoba membangunkan Nova dengan berharap semoga gadis itu bisa membantu mengisi perutnya sekarang.

"Va, Nova." Panggil Maureen lirih.

Maureen menghela napasnya pelan karena Nova tidak kunjung bangun meskipun Maureen sudah memanggilnya berulang kali, bahkan dia sampai menggoyang-goyangkan tubuh Nova agar terbangun.

"Nova bangun. Jangan ngebo, dong!" Ucap Maureen lagi yang berhasil membuat Nova menggeliat tak nyaman.

Dengan mata yang masih sedikit terpejam, Nova menghadapkan tubuhnya pada Maureen. "Apaan, sih, Reen?" Tanyanya dengan suara seraknya karena nyawanya belum terkumpul sepenuhnya.

"Gue laper, nih. Temenin gue cari makan didapur lo, yuk!" Ajak Maureen sambil menarik pelan lengan Nova.

Beberapa detik setelahnya Nova tidak kunjung menjawab atau bergerak, membuat Maureen berdecak kesal. "Va, gue kelaperan ini." Ingatnya lagi sambil memegangi perutnya.

"Lo kedapur aja, Reen, disana pasti ada sisa makan malam. Kalo gak, lo buat aja sendiri!" Jawab Nova dengan memiringkan tubuhnya kembali menjadi membelakangi Maureen.

"Va."

"Gue ngantuk, Reen."

Maureen hanya menghela napasnya pelan mendengar ucapan Nova barusan. Maureen yakin jika kini Nova sudah pergi ke alam mimpinya kembali.

Tidak mau membuat perutnya terus berdemo, Maureen memilih bangkit dari tempat tidur untuk menuju dapur di mansion ini seorang diri. Dari pada perutnya kelaparan, lebih baik dia turun kelantai bawah meskipun sendirian, pikirnya.

וווו×

Noven keluar dari kamarnya dengan wajah yang sedikit basah karena sempat dia basuh dengan air. Sekarang tujuannya adalah dapur untuk memakan sesuatu agar bisa mengganjal perutnya yang tiba-tiba merasa sedikit lapar.

Dengan kaos oblong dan celana pendeknya, Noven menuruni anak tangga menuju lantai bawah dengan sesekali menyisir rambutnya yang sedikit basah kebelakang menggunakan jari-jari tangannya.

Dahinya berkerut saat Noven berada tidak jauh dari dapur. Dia seperti mendengar seseorang tengah berkutat didapur. Karena dilanda penasaran, dengan segera Noven melangkahkan kakinya memasuki dapur untuk memastikan siapa yang tengah memasak malam-malam begini.

Dari jarak sedekat ini Noven dapat melihat sumber dari suara tadi, yaitu seorang gadis dengan rambut yang dicepol asal tengah membelakangi, sepertinya gadis itu memang tengah memasak sesuatu.

DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang