Seperti biasa, di jam istirahat Nova akan mengajak Maureen ke kantin sekolah untuk makan. Awalnya, Maureen menolak karena dia sedang malas pergi kemanapun, dan alasan yang paling utama adalah Maureen yang sebenarnya tidak ingin bertemu dengan Noven ataupun kekasih Noven, karena Maureen yakin jika mereka berdua pasti berada di kantin.
Karena Nova terus merayunya, akhirnya Maureen setuju untuk pergi ke kantin. Nova sendiri tidak tau apa yang terjadi tadi malam dan pagi tadi karena Maureen tidak memberitahunya. Maureen tidak tau bagaimana reaksi gadis itu jika tahu pacar kakaknya sekarang pindah ke sekolah ini.
"Reen." Maureen yang dipanggil Nova hanya berdehem.
Nova berdecak, dilihatnya sedari tadi Maureen hanya mengaduk-aduk mie ayamnya tanpa memakannya sama sekali. "Lo kenapa sih, jadi diem gini dari pagi tadi?"
"Sariawan." Bohong Maureen.
Nova yang tau jika Maureen tengah berbohong segera menarik mangkuk Maureen dan menjauhkannya dari jangkauan Maureen.
Maureen yang sedikit terkejut, menatap Nova bingung dengan tangan kiri yang masih menyangga dagunya.
"Lo lagi bohongin gue, kan? Apa abang gue buat ulah lagi?"
"Gue gak papa, Va, dan abang lo gak ngapa-ngapain, kok." Ujar Maureen yang kini tengah berusaha meyakinkan Nova.
Nova berdecak kesal. "Gue tau masalah fisik dia gak akan lakuin itu, tapi gimana kalo masalah hati, pasti dia ngapa-ngapain lo, kan?" Tuding Nova tepat sasaran.
Maureen menghela napasnya. Di hatinya, dia bertanya bagaimana caranya membohongi Nova dan Moscar, kenapa sulit sekali jika berbohong kepada mereka berdua.
Baru saja Maureen akan mengatakan sesuatu kepada Nova, tapi suaranya tertahan ketika penghuni kantin menjadi ribut sendiri.
Maureen dan Nova sama-sama mengedarkan pandangan mereka untuk mencari apa yang membuat penghuni kantin ribut sendiri seperti ini.
Dengan perlahan, tangan Maureen yang menyangga dagunya terlepas setelah matanya melihat Noven dan gadis itu tengah memasuki kantin dengan tangan yang bergandengan.
Suara riuh semakin terdengar karena untuk pertama kalinya Noven memperlakukan seorang gadis seperti itu. Mereka semua saling mempertanyakan, siapa gerangan gadis yang bersama Noven itu.
Brakkk...
Maureen terlonjak kaget, dan lamunanya segera buyar setelah mendengar mejanya dipukul keras oleh seseorang.
Ditatapnya Nova yang sudah berdiri dari duduknya dengan napas yang terengah-engah seperti menahan amarahnya dan ini kali pertama Maureen melihat Nova seperti ini.
"Va." Maureen akan mengatakan sesuatu tapi itu sudah terlambat karena Nova tidak mendengarnya dan justru menjauh dari meja mereka meninggalkan Maureen dan makanannya.
Maureen diam, dia terus melihat Nova yang pergi menjauh tepatnya menjauh ke arah meja Noven dan gadis itu berada.
Kebingungan menghampiri Maureen kali ini. Sebenarnya ada apa dengan sahabatnya itu? Seharusnya Maureen yang marah melihat pasangan itu, tapi ini kenapa Nova yang terlihat sangat marah?
Tanpa babibu, Maureen segera mengejar Nova karena bagaimanapun Nova akan sangat bahaya jika dia memang sedang marah.
"Lo apa-apaan, kak?"
Maureen yang berdiri dibelakang Nova meringis mendengar bentakan Nova tepat setelah gadis itu berdiri di samping meja Noven.
Maureen melirik Noven yang sudah berdiri dari duduknya, dan setelah Maureen melirik gadis di samping Noven, justru dia mendapatkan senyum sinisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]
Teen FictionRank #1 in bestfriend (13/03/2019) Rank # 1 in girlfriend (21/02/2019) Rank #1 ini wattpad2018 (30/11/2018) Rank #1 in persahabatan (18/01/2019) Rank #1 in backstreet (30/11/2018) Rank #1 in mine (30/11/2018) Rank #1 in your (30/11/2018) Rank #1 in...