Mata Mauree tak bisa berhenti menatap Noven yang tengah berjongkok dihadapan Maureen yang terduduk di brangkar, lelaki itu tengah memijat kaki kiri Maureen yang terkilir menggunakan minyak urut.
Untuk pertama kalinya Maureen mendapatkan perlakuan seperti tadi dan sekarang dari Noven bahkan Maureen sebenarnya belum yakin jika lelaki di hadapannya ini adalah Noven.
"Isshhh." Maureen meringis saat dirasa Noven terlalu menekan bagian yang terkilir.
Mendengar ringisan Maureen membuat Noven mendongakan kepalanya untuk menatap wajah Maureen.
"Masih sakit?"
Pandangan mereka saling menubruk membuat debaran pada jantung Maureen tak normal, namun dengan ragu Maureen tetap menjawab pertanyaan itu dengan anggukan kepalanya.
"Lo tahan bentar."
"Maksud lo?"
Mata Maureen terus menatap Noven saat pertanyaanya tidak kunjung dijawab oleh Noven, dan dalam hitungan beberapa detik...
"Aaawwww, sakitttt." Maureen tak segan-segan berteriak dengan mata yang tertutup saat Noven menarik pergelangan kaki kirinya membuat rasa nyeri yang teramat sakit pada kaki Maureen.
"Tahan."
Mata Maureen melotot melihat Noven mengambil ancang-ancang untuk menarik kaki Maureen lagi. "Jangan Nov, jangan lagi." Heboh Maureen.
"NOVEN." Maureen kembali berteriak dengan meneriaki nama Noven karena lelaki itu kembali menarik pergelangan kaki Maureen membuat sedikit suara pada bagian kaki Maureen.
Noven berdiri dari jongkoknya, dia menatap Maureen yang memejamkan matanya kuat-kuat , dan ternyata ada setetes air mata yang keluar dari sudut mata Maureen.
Noven menghela napasnya, apakah segitu sakitnya sampai Maureen menangis?
Akhirnya Noven mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata yang mulai meluruh di pipi gadis itu yang sontak membuat matanya segera membuka dengan perasaan terkejut.
"Coba berdiri."
Maureen patuh, dia mencoba turun dari brangkar UKS.
"Awww."
"Masih sakit?"
Maureen menatap Noven yang tengah memegang bahunya disaat tubuh Maureen rasanya sulit untuk berdiri. "Lumayan, tapi gak kaya tadi."
Noven hanya mengangguk dan membiarkan Maureen duduk kembali di brangkar itu.
וווו×
Senyum tipis tercetak pada wajah tampan lelaki itu, lelaki yang tak lain adalah Noven. Dia kini tengah berada di kantin sekolah dengan kedua sahabatnya dan jangan lupakan seprang gadis yang duduk disampingnya.
Senyum kecil yang hampir tak terlihat itu ditunjukan untuk gadis disampingnya, yakni Laura yang tengah memakan makanannya dengan lahap tanpa memperdulikan Noven.
Merasa terus diperhatikan, membuat Laura menengok kesamping kirinya. "Kamu gak makan, sayang. Kenapa malah liatin aku mulu?"
Noven tersenyum lagi, senyum yang jarang dia perlihatkan kepada siapapun. "Penginnya liat kamu."
Senyum Noven melebar saat melihat kekasihnya itu memutar kedua bola matanya malas. "Emang kenyang kalo liat aku?"
"Cepet makan." Lanjut Laura dengan mengarahkan sendok makannya kearah mulut Noven.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]
Teen FictionRank #1 in bestfriend (13/03/2019) Rank # 1 in girlfriend (21/02/2019) Rank #1 ini wattpad2018 (30/11/2018) Rank #1 in persahabatan (18/01/2019) Rank #1 in backstreet (30/11/2018) Rank #1 in mine (30/11/2018) Rank #1 in your (30/11/2018) Rank #1 in...