Part 05• Luka Yang Tak Terlihat ✔

66.3K 2.9K 80
                                    

Moscar menatap Maureen dari kejauhan. Gadis itu diam membisu dengan tatapan kosong. Terlihat jelas jika ia, sedang memikirkan sesuatu. Dan ketika tatapan Moscar berpindah kearah Nova, gadis itu terlihat berceloteh dengan semangat. Ekspresinya pun terlihat bahagia. Namun, usaha Nova mengalihkan perhatian Maureen ternyata sia-sia. Hal ini sempat membuat Moscar menghela napasnya dalam.

Maureen dan Nova kini berada di dalam kantin, karena sekarang memang jam istirahat. Sedangkan Moscar yang tadi berniat masuk kedalam, tiba-tiba menghentikan langkahnya persis di depan pintu kantin karena melihat Maureen yang begitu tidak bersemangat hari ini.

Moscar bisa menebak apa yang mengganggu pikiran Maureen kali ini, karena belum lama ini Maureen bercerita kepada Moscar tentang apa yang ia alami belakangan ini. Moscar tentu ingat betul cerita Maureen tentang Noven yang menyangka dirinya berpacaran dengan Maureen. Moscar juga ingat tentang rencana pertunangan mereka berdua, dan tidak lupa juga dengan perjanjian yang di buat oleh Noven dan Maureen.

Setelah mengetahui itu semua membuat Maureen seperti ini, keinginan Moscar untuk memberi pelajaran kepada Noven meningkat dari yang sebelum-sebelumnya. Ia juga ingin meluruskan kesalahapahaman Noven kepada Maureen dan dirinya. Dan jika Noven tetap masih menyakiti Maureen setelah mengetahui kebenarannya, Moscar tidak akan segan-segan meluapkan amarah lewat pukulan. Namun, semakin Moscar ingin, maka semakin terngiang keinginan Maureen yang tidak ingin Noven tahu perasaan gadis itu. Ia juga berpikir resiko untuk Maureen jika ia melakukan semua itu. Resiko yang mungkin akan lebih menyakiti Maureen karena mengingat Noven yang tidak mencintai Maureen.

"Bengong aja lo!"

Moscar merasakan pukulan di bahunya.

"Masuk aja kenapa, sih!"

Moscar tersadar dari lamunan panjangnya.

Jeff, lelaki yang telah mengejutkannya itu merangkul bahu Moscar. "Gue tau lo lagi liatin Maureen." Jeff mengode keberadaan Maureen dengan matanya. "Samperin aja kali, daripada diem disini. Hibur dia. Kayanya dia lagi ada masalah." Jeff menatap Moscar, yang membuat Moscar segera memalingkan tatapannya kearah Maureen.

"Bener, kan?" lanjut Jeff meminta kejelasan

"Dia gadis kuat. Dan gue yakin apapun masalahnya, dia bakalan bisa hadepinnya."

"Ini nih, seorang Moscar yang bisa jadi dewasa kalo nyangkut Maureen." Celetuk Jeff sambil menunjuk Moscar dengan alaynya. Tangannya yang ada di bahu Moscar juga ikut memukul bahu lelaki itu.

Moscar berdecak kesal mendengar ucapan itu. Dan akhirnya ia menurunkan secara paksa tangan Jeff dari bahunya. "Gue nyamperin dia dulu." Moscar pergi begitu saja, padahal Jeff baru saja ingin menjawab. Membuat Jeff melongo tidak percaya.

"Sana pergi!" Jeff tiba-tiba meninggikan suaranya. Dan selanjutnya, ia berdecak kesal, karena Moscar tetap berjalan menjauhinya.

Di tempat lain, Nova sudah kehabisan kata-kata untuk menghibur Maureen. Maureen tetap diam saja, ia tidak menjawab ucapan Nova sama sekali. Walaupun Nova nol besar dalam masalah percintaan, tapi ia bisa merasakan kesedihan Maureen lewat tatapan kosong gadis itu. Nova berpikir, pasti tidak mudah berada di posisi tersebut. Dimana kita mencintai, namun yang dicintai justru mengira kita mencintai orang lain. Dimana berusaha mati-matian memendam perasaannya kepada orang yang di cintainya, padahal orang tersebut berada dekat dengannya. Dan dari gelagat Noven yang seperti itu, Nova memperkirakan jika Noven memang tidak menginginkan pertunangan tersebut. Yang lebih menyakitkan lagi dalam menjelaskannya adalah, Noven yang tidak mencintai Maureen.

"Reen, udah dong!" Nova memukul pelan lengan Maureen. "Apa perlu gue hajar tuh abang laknat gue?"

Mendengar itu, Maureen segera menatap Nova dengan tatapan yang masih terlihat sendu. "Gak usah. Disini gue yang salah. Gue yang mencintai dia, tapi dia gak tau. Jadi wajar, kan, kalo dia kaya gitu?"

DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang