Maureen memalingkan wajahnya menjadi menatap jalan raya Jakarta yang kini dilewatinya. Kali ini, jalanan tidak terlalu macet, karena ini belum jam pulang bagi para karyawan-karyawan.
Dalam keterdiamannya, Maureen melihat gedung-gedung pencakar langit dan beberapa pohon yang dilaluinya yang seolah-olah bergerak dengan sendirinya. Udara kota Jakarta yang bercampur dengan polusi juga masuk begitu saja lewat kaca jendela yang sejak tadi sengaja Maureen buka.
Didalam mobil ini yang terdengar hanyalah musik yang memang sengaja diputar oleh Gio sebagai pemecah keheningan diantara mereka. Bertahun-tahun kedua orang itu tumbuh bersama, dan baru akhir-akhir ini mereka menjadi jarang berkomunikasi. Tepatnya disaat Gio tahu jika Maureen kabur dari pengawalannya hanya demi menemui Noven.
Maureen tahu tindakannya itu salah, namun dia tidak pernah tahu jika keputusannya diwaktu itu akan berimbas sampai sekarang. Kini Maureen merasa menjadi seorang adik yang telah melanggar peraturan dari kakaknya, dan membuat kakaknya kecewa. Namun Maureen juga seorang gadis yang tidak mau terlalu dikekang seperti ini.
Dari awal, Maureen tahu jika dirinya memang salah, namun apakah tidak ada kesempatan untuknya dan juga untuk Noven? Apa hubungan yang sudah mereka jalin tidak memiliki kesempatan kedua?
Maureen rasa, waktu hampir satu bulan ini sudah mampu membuktikan jika Maureen dan Noven tidak bermain-main, jika mereka berdua itu serius akan hubungan yang mereka jalin.
Maureen rasa apa yang dikatakan Noven kemarin siang memang ada benarnya. Apabila mereka hanya bersembunyi, maka siapa yang akan melihat mereka? Jadi mereka sepertinya harus menunjukan diri mereka, menunjukan perasaan mereka yang sebenarnya. Sepertinya inilah saat dimana mereka harus berjuang secara terang-terangan, tanpa menutupi sesuatu lagi.
Tapi disaat Maureen meyakinkan hal itu, tiba-tiba Noven membuatnya merasa kecewa karena sampai detik ini, hal yang dikatakan oleh Noven kemarin tidaklah terlaksana. Namun bagaimanapun Maureen terus berpikir positif mengenai itu, karena Maureen sadar jika semuanya butuh proses agar hasilnya sempurna.
"Mau didalam mobil terus?"
Suara dingin yang berasal dari Gio membuyarkan lamunan Maureen. Maureen menatap kesekelilingnya, dan ternyata mereka sudah berada di mansion Acksel. Lamunan Maureen ternyata berhasil membuat gadis itu tidak tersadar jika mereka sudah sampai.
"Kak." Maureen menghentikan pergerakan Gio yang sudah akan keluar dari mobilnya.
Gio tidak menjawab, namun lelaki itu menatap Maureen dengan menurunkan tangannya yang hendak membuka pintu mobil.
"Apa gak ada hal yang bisa membuktikan kalo Noven mencintai aku dan aku juga mencintai Noven?" Maureen bertanya lirih, pertanyaan yang sebenarnya sudah dia pendam sejak lama.
Gio terdiam dengan mengalihkan tatapannya dari wajah Maureen. "Ada." Jawabnya singkat. "Seberapa tahan kalian mempertahankan perasaan kalian dengan hukuman yang diberikan jika memang kalian saling mencintai." Lanjutnya dengan menatap mata Maureen begitu dalam.
"Tapi sayangnya kalian gagal dengan cara melakukan pertemuan dibelakang kakak."
Maureen menelan ludahnya dengan susah payah. Iya, dia merasa apa yang dikatakan oleh Gio memanglah benar.
"Dan hal itu udah membuat kakak semakin gak percaya akan perasaan kalian." Gio kembali berucap yang hanya bisa dibalas oleh keterdiaman Maureen. "Kalian udah kehilangan kepercayaan kakak, dan kalo orang tua kalian juga tau, mungkin mereka juga akan sama kecewanya."
Setelah mengatakan itu, Gio lekas keluar dari mobil meninggalkan Maureen yang mematung ditempatnya. Lidahnya kelu, matanya juga nampak berkaca-kaca mendengar ucapan Gio yang berhasil menamparnya kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]
Teen FictionRank #1 in bestfriend (13/03/2019) Rank # 1 in girlfriend (21/02/2019) Rank #1 ini wattpad2018 (30/11/2018) Rank #1 in persahabatan (18/01/2019) Rank #1 in backstreet (30/11/2018) Rank #1 in mine (30/11/2018) Rank #1 in your (30/11/2018) Rank #1 in...