part 48• Kupu-Kupu

41.5K 1.8K 8
                                    

Nova mendesir dengan kedua bola matanya yang memutar malas karena dia sudah mendapati kakak sekaligus kembarannya itu tengah setengah duduk menyamping di motor hitam miliknya.

Parkiran masih nampak ramai, namun yang dilihat oleh Nova adalah dunia yang terasa milik berdua setelah dirinya menatap Maureen yang nampak tersenyum manis kearah Noven. "Mau diliatin sama disenyumin doang, gak ada niatan disamperin sekalian?" Tanya Nova dengan jengah. Bagaimana tidak, mereka tiba-tiba saja menghentikan langkahnya didekat parkiran karena menemukan keberadaan Noven diantara banyaknya siswa siswi disana.

Maureen terkekeh. Dia merasa maklum dengan sikap Nova yang berubah-ubah ini. Sudah kedatangan tamu, ditambah dengan pujaan hatinya yang tidak masuk sekolah dikarenakan ada kepentingan keluarga, rasa kesal dan teman-temannya seperti berlipt-lipat. Orang yang dimaksud Maureen itu adalah Kelvin, memang mau siapa lagi?

"Iya, iya. Ayok disamperin, yang sensi mah sensi terus." Goda Maureen yang membuat Nova cemberut.

Kedua gadis dengan tinggi badan yang tidak terlalu beda itu berjalan beriringan menuju tempat Noven berdiri.

"Muka kondisikan!"

"Kembaran terlaknat." Balas Nova dengan semakin cemberut saja.

Noven acuh saja, dirinya mengedikan bahunya sekali dengan tangan yang meraih helm berwarna biru yang biasa digunakan oleh Maureen jika gadis itu berangkat atau pulang bersamanya.

Maureen menerima helm tersebut dan segera memakai benda itu dikepalanya. Noven sendiri, dia mulai menaiki motor hitamnya yang dilanjut dengan dirinya yang memakai helm full face hitamnya.

"Naik!" Noven berucap dengan tangan yang mengulur kearah Maureen untuk membantu gadis itu menaiki motor tingginya.

"Kak, lo tega sama gue. Gue pulang sama siapa kalo lo sama Maureen?" Nova merengek kecil dengan menghentak-hentakan kakinya kesal. Dirinya hari ini tidak membawa kendaraan karena berangkatnya saja bersama Noven, dia kira hari ini Kelvin berangkat sehingga pulangnya bisa bersama Kelvin jika dalam kondisi macam ini.

"Punya duit kan?" Noven bertanya dengan sedikit tidak jelas karena terhalang helm nya.

Nova mengangguk singkat. Diingatnya jika didalam dompet miliknya ada lima lembar uang merah, dua uang dua puluh ribuan dan dua ATM miliknya. "Yaudah, pesen taksi aja!"

Mendengar hal tersebut membuat Nova geram. Baru saja dia ingin protes dengan suara melengkingnya, namun suara deruan motor terdengar, dan itu berasal dari motor Noven yang melaju meninggalkan Nova dengan kekesalannya.

"NOVEN!"

וווו×

Maureen memukul pelan punggung tegap Noven yang sebagian ditutupi oleh tas gendong yang terlihat seperti hanya berisikan satu buku saja. "Nova kasian, Noven." Ujarnya setelah mencondongkan badannya agar suaranya bisa didengar oleh Noven.

Tadi sebelum keluar dari lingkup sekolahnya, Maureen memang sempat terkekeh melihat wajah kesal Nova yang teramat kentara, namun setelahnya dirinya juga jadi kepikiran terus dengan keadaan Nova sekarang.

Kepala Noven sempat dia tenggokan kearah samping untuk melihat sekilas wajah Maureen yang berada disamping telinganya. "Kamu udah cocok jadi kakak ipar buat Nova."

Maureen sempat terdiam sampai membuat mata Noven bergerak, mencoba melihat wajah Maureen dari kaca spionnya agar nampak lebih jelas, dan yang dia lihat adalah semburat merah yang ada dikedua pipi gadis diboncengannya ini.

DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang