"NOVEN."
Meskipun Noven sangat mengenal suara yang meneriaki namanya itu, namun Noven tetap dalam posisinya tanpa mau menatap seorang yang mulai melangkah mendekatinya.
Sementara kedua sahabat Noven menatap dengan tatapan aneh kearah Noven yang sama sekali tidak mengerakan tubuhnya bahkan juga tidak mengatakan apapun, namun mereka juga membiarkannya melakukan apapun yang diinginkan lelaki itu.
"Kamu kenapa gak natap aku?" Ujarnya yang mulai memutar paksa tubuh Noven agar menatapnya.
"Astaga, apa yang terjadi sama kamu?" Gadis itu terkejut melihat wajah Noven yang terluka, tangannya juga terulur untuk menyentuh darah kering di sudut bibir Noven.
Gadis yang tak lain adalah Laura itu menatap kebelakang Noven. Dan terlihatlah wajah Kelvin yang terluka lebih parah dari wajah Noven. Hanya melihat inipun sudah bisa membuat Laura menyimpulkan sesuatu jika Noven dan Kelvin sempat saling baku hantam.
Setelah melihat keadaan Kelvin, Laura kembali menatap Noven yang masih saja diam. "Kamu berkelahi sama Kelvin?" Tanya Laura dengan nada dan tatapan tak percaya yang ditunjukan untuk Noven.
Noven meraih tangan Laura yang ada diwajahnya, dan perlahan dia menurunkan tangan itu. "Aku gak papa." Katanya singkat dan datar.
"Kaya gini kamu bilang gak papa?" Laura kembali dengan nada tidak percaya. "Sebenarnya apa yang menyebabkan kamu sampai berkelahi sama Kelvin?" Tanyanya lagi.
"Nova."
Lauara berdecak kesal mendengar nama itu yang disebut oleh Noven. Meskipun Noven hanya mengucapkan satu katapun, Laura bisa tahu maksudnya dan sekarang Laura tahu maksud Noven menyebut nama gadis itu. "Ternyata gadis itu lagi." Ujarnya dengan senyum yang dipaksanya.
"Dia kembaran aku."
"Ya, aku tau, karena dia juga adalah salah satu dari penentang hubungan kita."
Noven hanya diam mendengar penuturan Laura. Sebenarnya wajar saja Laura bersikap seperti ini kepada Nova, mengingat jika gadis itu tidak menyukainya dan bahkan sangat menentang hubungannya dengan Noven. Tapi Noven selalu bertanya kepada dirinya sendiri, kenapa Laura tidak mencoba mendekati Nova dan membiarkan mereka saling mengenal lebih baik, bukannya saling menjaga jarak seperti ini?
"Udahlah, lebih baik luka kamu diobati dulu!" Tutur Laura sambil memegang lengan kokoh Noven untuk mengajaknya ke UKS.
"Aku bisa sendiri."
Laura nampak terkejut dengan perubahan sikap Noven kali ini. Dia menatap nanar Noven yang pergi menjauhinya setelah Noven melepaskan tangannya dari lengan lelaki itu. Biasanya jika Noven seperti ini karena lelaki itu tengah marah kepadanya, dan dia tidak tau apa kesalahannya yang diketahui oleh Noven kali ini.
וווו×
"Va, pelan-pelan!"
Maureen menggela napasnya pelan karena tidak mendapatkan respon sama sekali dari seseorang yang kini tengah menariknya paksa untuk menyusuri koridor sekolah, padahal entah sudah untuk keberapa kalinya Maureen mengatakan kalimat tersebut.
Sementara Nova yang menarik tangan Maureen tidak ingin melepaskannya, bahkan dia juga enggan untuk menghentikan langkahnya yang terlihat terburu-buru itu.
"Ayolah, Reen!" Itulah yang Nova katakan.
"Gue gak mau bolos, ya, lagian lo mau bawa gue kemana sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]
Teen FictionRank #1 in bestfriend (13/03/2019) Rank # 1 in girlfriend (21/02/2019) Rank #1 ini wattpad2018 (30/11/2018) Rank #1 in persahabatan (18/01/2019) Rank #1 in backstreet (30/11/2018) Rank #1 in mine (30/11/2018) Rank #1 in your (30/11/2018) Rank #1 in...