EXTRA PART 05

43.2K 1.4K 25
                                    

Hari terus berlalu, meninggalkan masa lalu yang berganti menjadi masa kini. Disetiap waktu yang telah terlewati, tentu akan meninggalkan sebuah kenangan tersendiri yang masih tersimpan rapi di hati maupun sekedar menjadi pengingat untuk pembelajaran hidup agar hidup ini menjadi lebih baik lagi. Seperti sebuah kalimat yang berbunyi, 'Masa lalu adalah guru terbaik' dan itu memanglah benar, namun itu tergantung dari kita sendiri yang mau belajar dari masa lalu atau tidak.

Seperti Maureen, dia sudah belajar banyak hal dalam status istri yang telah dia sandang sejak dua tahunan ini.  Bagaimana menjadi istri yang baik dan berbakti kepada suami, baik belajar dari kesehariannya maupun dari orang tua dan mertuanya. Kesalahan tentu pernah dilakukan Maureen selama hidup dengan Noven, namun Maureen terus belajar dan berusaha memperbaiki setiap kesalahannya.

Kini bukan hanya status istri yang telah dia dapatkan, namun dia juga telah mendapatkan status sebagai seorang ibu dari anak Noven. Oleh karena itu, kedewasaan Maureen semakin bertambah dan perempuan itu juga semakin belajar banyak hal setelah buah hatinya dan Noven hadir diantara mereka. Yang tadinya hanya belajar mengurus suaminya saja, kini Maureen juga harus belajar mengurus anaknya itu.

"Devani lagi apa, sih?"

Anak kecil yang baru saja dipanggil itu mendongakan kepalanya kearah sumber suara. "Da, da, da, da."

Devani Norellia Ballar, putri Maureen dan Noven yang sekarang sudah berusia Sepuluh bulan itu tengah duduk diatas kasur orang tuanya sambil menepuk-nepuk tangannya dan tertawa setelah melihat kehadiran bundanya.

Putri kecil itu memang baru saja mandi karena hari sudah semakin sore.

Maureen tersenyum lebar mendengar kata yang diucapkan oleh putrinya itu. "Ayok pakai bajunya dulu sebelum ayah pulang!" Kata Maureen sambil mengangkat tubuh Vani dan mendudukanya dipangkuan Maureen.

"Yah."

Maureen kembali tersenyum mendengar kata yang diucapkan oleh Vani. Anak itu memang sudah sering bergumam memanggil bundanya dan juga ayahnya. "Iya, ayah bentar lagi pulang." Kata Maureen sambil mengecup pelan pipi Vani.

Vani menepuk-nepuk tangannya pada barbie yang dipegangnya dengan senyum bahagia, sepertinya dia mengerti apa yang dikatakan Maureen dan dia menjadi semakin senang setelah mendengar jika ayahnya sebentar lagi pulang.

Vani juga sempat meloncat-loncat pelan dalam duduknya, membuat Maureen sedikit kesusahan saat ingin memakaikannya baju. "Sayang, bajunya dipakai dulu!" Tutur Maureen sambil mengangkat tubuh Vani yang sudah berusaha merangkak untuk menjauhi Maureen.

"Yah, yah." Vani menggunakan setelah Maureen mengangkat tubuh Vani untuk berdiri di atas kakinya yang menyila dengan handuk kecil yang masih melilit ditubuh Vani.

"Vani!" Panggil Maureen gemas saat Vani justru tertawa sambil menyentuh setiap bagian wajah Maureen dengan tangannya yang tidak memegang barbie.

Maureen mencium pipi tembam Vani, kemudian dia kembali mendudukan Vani. Vani sekarang harus segera memakai bajunya sebelum putri kecilnya itu kedinginan. "Ayok, dong, pakai bajunya!" Kata Maureen setelah meraih baju Vani. "Nanti kalo ayah pulang, Vani jadi udah cantik." Lanjutnya tersenyum kearah Vani yang kini mulai menuruti ucapannya.

וווו×

Sore hari memang terkadang banyak lelahnya seperti setelah melakukan segala aktivitas di kantor, kemudian harus berhadapan dengan kemacetan ibu kota. Itulah yang juga dirasakan oleh Noven beberapa saat yang lalu sebelum dirinya sampai di mansion. Padahal Noven sudah pulang lebih awal dari waktu yang seharusnya, namun tetap saja dia terkena macet di jalan.

DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang