EXTRA PART 03

44.9K 1.5K 15
                                    

Akhirnya aku kembali lagi di cerita ini 🎺🎶 . Aku nulis ini sampai senyum-senyum gaje, sungguh. Rasanya, tuh, pengin ngakak sendiri waktu nulis ini karena ini pertama kalinya aku nulis scan-scan kaya gini 😂 moga aja kalian juga ikut baper 😱

Pemberitahuan singkat, ya, jika EXTRA PART ini beneran beda dengan PART dan EXTRA PART yang sebelumnya karena disini ada adegan yang bisa dibilang 18+, you know lah... 😂

Aku perjelas, yah, DELAPAN BELAS PLUS

Sebenarnya, sih TIDAK TERLALU VULGAR dan HOT. Menurut aku ini biasa-biasa aja, kok, dan biasanya juga sering muncul di cerita teenfiction, tapi tetep aja aku ingetin aja, takutnya ada yang dibawah umur😊😂

וווו×

Pagi yang begitu indah untuk Noven selama tiga bulan terakhir ini, yaitu disaat dirinya terbangun namun bukan hanya ada dirinya disini, tapi ada istri tercintanya yang masih terlelap disisinya.

Sejak semalam sepertinya tangan kekar Noven setia dipinggang Maureen, memeluk erat Maureen yang tertidur dengan dada Noven sebagai bantalannya. Sejak beberapa minggu yang lalu, Maureen memang lebih suka tidur dengan posisi seperti ini dan oleh Noven, ini tidak menjadi masalah, toh yang melakukannya itu adalah Maureen, istri sahnya.

Noven terus saja memperhatikan wajah lelap Maureen yang memang menghadap kearahnya dengan sesekali sudut bibir Noven terangkat karena melihat wajah Maureen yang begitu tenang saat tertidur. Pemandangan inilah yang disukai oleh Noven semenjak lelaki itu menikahi Maureen.

Tidak hanya menatap saja, kini tangan Noven juga mulai membelai wajah lelap Maureen yang masih terasa sama dengan pertama kali Noven menyentuhnya dulu.

Tangan Noven menjauh seketika saat Maureen menggeliat didalam tidurnya. Sepertinya dia merasa terganggu oleh ulah Noven.

Mata Maureen mengerjab sesaat untuk menyesuaikan cahaya yang akan masuk kedalam matanya, sementara Noven hanya menatapnya saja dengan senyum kecilnya.

"Kamu udah bangun?" Tanya Maureen dengan suara yang sedikit parau sambil sedikit mendongak untuk menatap Noven.

Noven mengeratkan pelukannya dengan kepala yang sedikit mengangguk singkat. "Pagi. Maaf karena ganggu tidur kamu." Katanya diakhiri dengan sebuah kecupan yang dia berikan di kening Maureen.

Maureen mengucek matanya pelan. "Kenapa gak bangunin aku?" Tanyanya yang kini menatap Noven kembali. Tangannya juga mengusap pelan rahang Noven yang sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus. "Jam berapa sekarang?" Lanjutnya sambil menatap kearah dinding yang terdapat jam dindingnya.

Ternyata waktu sudah menunjukan pukul setengah enam pagi dan Maureen baru bangun, padahal dia harus menyiapkan segala keperluan suaminya ini yang akan pergi ke kantor. Sebenarnya ini akibatnya jika sehabis sholat subuh terus tidur lagi, pasti bangunnya juga akan sedikit lebih siang.

"Udah setengah enam, Nov. Kamu juga harus ke kantor, kan?" Tanyanya sambil berdiri dari rerebahannya di dada bidang Noven dan segera turun dari atas ranjangnya.

Noven tidak menjawab. Lelaki itu hanya merubah posisinya menjadi duduk bersandar dikepala ranjang dengan pandangan terarah kearah Maureen yang tengah mejcepol rambut panjangnya yang tadi tergerai.

"Kamu kenapa liatin aku gitu?" Tanya Maureen yang baru saja selesai mengikat rambut.

"Gak papa."

"Ya udah aku mandi dulu, habis itu kamu. Dan jangan tidur lagi!" Ingat Maureen kepada Noven yang masih setia bersandar pada kepada ranjang.  

Maureen segera melangkah kearah kamar mandi yang masih berada di kamar ini. Dirinya harus segera mandi dan menyiapkan pakaian Noven, setelah itu dia harus ikut turun tangan di dapur bersama pelayan untuk membuat sarapan pagi ini.

DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang