Sinar matahari pagi menyusup lewat selah-selah pintu balkon kamar ini, membuat cahayanya mengenai wajah Maureen yang memang menghadap balkon kamar. Gadis yang menggunakan kedua punggung tangannya sebagai bantalan itu, terlihat masih terlelap.
Setelah beberapa waktu, Maureen menggeliat tidak nyaman karena ulah cahaya yang sejak tadi menyinari wajahnya.
Dengan malas, akhirnya mata Maureen mengerjab pelan, menyesuaikan retina matanya dengan cahaya yang berusaha menerobos kedalamnya. Karena merasa silau, Maureen pada akhirnya menutupi matanya menggunakan salah satu tangannya.
Dia akhirnya memilih membalikan tubuhnya menghindari cahaya matahari itu. Disaat dia menatap dinding yang ada didepannya, dahi Maureen berkerut bingung karena dinding itu berwarna abu-abu. Seingatnya dinding kamar Nova itu adalah orange bukan abu-abu.
Dengan cepat Maureen menegakan tubuhnya. Dia tersadar jika ini bukanlah kamar Nova, lalu ini kamar siapa? Pikirnya dalam hati.
Seingatnya semalam dia masih menonton televisi di ruang keluarga, tapi kenapa sekarang dirinya sudah berada di sebuah kamar yang tidak dia kenali sama sekali? Apa mungkin semalam dia tertidur sambil berjalan dan mengakibatkan dia salah masuk kamar? Pikir Maureen sedikit aneh.
"Ini kamar siapa coba?" Ujarnya pada dirinya sendiri.
Matanya mulai mengedar, menyelusuri setiap sudut ruangan ini yang bernuansa abu-abu. Matanya tiba-tiba terfokus menatap sebuah bingkai foto yang ada didinding samping televisi didepannya. Itu foto Noven, dan ada juga foto keluarga di sampingnya yang terdapat Nova, Noven, Erlandra, dan juga Nindy.
Matanya kembali mengedar, dan kini berhenti ke sofa yang berada di samping televisi dekat balkon kamar. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat Noven tengah tertidur disana.
Dengan cepat, Maureen turun dari ranjang untuk menghampirinya tubuh yang berbaring di sofa itu. Dirinya hanya ingin memastikan, apakah itu benar-benar noven atau hanha halusinasi Maureen saja.
"Noven." Maureen berucap lirih saat dirinya sudah berdiri didekat sofa, dan tubuh itu memang tubuh Noven. Ternyata Maureen tidak berhalusinasi.
Ceklek
Pandangan Maureen yang sejak tadi terfokus pada Noven, kini berpindah pada pintu kamar berwarna putih itu yang terbuka. Dan terlihatlah dengan jelas wajah Nova yang menyembul di pintu tersebut.
"Eh, Maureen, udah bangun?" Tanya Nova sambil tersenyum lebar. "Baru aja mau gue bangunin." Lanjutnya masih dengan senyum lebarnya.
Mata Maureen melotot, apa maksud Nova mengatakan itu? Terlebih senyum Nova yang terlihat menggoda Maureen, dan senyum itu sangat menyebalkan di mata Maureen.
"Lo tau gue ada disini?" Tanya Maureen pada akhirnya dengan nada tidak percaya.
Bagaimana bisa Nova tahu Maureen disini, tapi Nova justru tidak membangunkan dirinya? Pikir maureen tidak habis pikir.
Nova terkekeh sambil menutup mulutnya. Setelah kekehanMaureen sedikit reda, matanya melirik kearah Noven yang masih tertidur. "Eh, tolong bangunin kak Noven, yah! Kita harus sekolah soalnya." Ujarnya yang tidak menjawab pertanyaan Maureen sama sekali.
"Tap_"
"Bye."
Maureen berdecak kesal. Belum juga selesai Maureen memprotes ,tapi dengan seenaknya Nova sudah terlebih dahulu menutup pintu kamar.
Setelah menghela napasnya pelan, Maureen menatap jam dinding di kamar itu yang bergambar salah satu tim sepak bola Inggris, dan ternyata waktu sudah menunjukan pukul enam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]
Teen FictionRank #1 in bestfriend (13/03/2019) Rank # 1 in girlfriend (21/02/2019) Rank #1 ini wattpad2018 (30/11/2018) Rank #1 in persahabatan (18/01/2019) Rank #1 in backstreet (30/11/2018) Rank #1 in mine (30/11/2018) Rank #1 in your (30/11/2018) Rank #1 in...