Part 56• Penyusup Tampan

36K 1.5K 6
                                    

Hal yang sekarang menurut Noven sangat tidak menyenangkan adalah ketika dekat namun terasa jauh. Dimana kesabaran harus teruji disetiap saatnya. Berbicara mengenai sabar, Noven juga tidak tahu kemana rasa sabar akan membawanya dipengujung kisah ini. Meskipun begitu, Noven selalu berharap jika akan berakhir dengan mestinya, dan dengan akhir yang baik untuk semuanya.

Seperti hari kemarin, kini Noven juga hanya bisa menatap Maureen dari jauh. Maureen yang tengah berjalan menyusuri koridor dengan pengawal khusus dari keluarga gadis itu, pengawal yang tidak lain dan tidak bukan adalah Gio. Hal ini ternyata menjadi ajaran gratis tentang kesabaran kepada Noven. Kesabaran yang sebenarnya menguras pikirannya beberapa malam terakhir ini.

Katakan jika sekarang Noven menjadi seorang penguntit. Itu bisa dikatakan benar, karena sekarang dirinya saja tengah mengikuti Maureen dan Gio dengan sedikit memberi jarak agar Gio tidak menyadari kehadirannya.

"Gimana rasanya setelah rahasia kamu kebongkar?"

Langkah kaki Noven terhenti seketika setelah kedua telinganya mendengar suara gadis yang sejak kemarin ingin dia ajarkan sikap-sikap terpuji bukan sikap-sikap tercela yang selama ini dilakukan gadis itu.

Bersikap seperti tidak mendengar apa-apa, Noven memilih kembali melanjutkan langkahnya dengan kedua tangan yang mengepal dikedua saku celana Noven. Bukannya Noven lupa akan niat awalnya kepada gadis itu, namun Noven hanya tidak mau mengundang keributan.

"Mau aku perburuk lagi situasi ini?"

Tangan kekar Noven bertambah mengepal kuat mendengar hal tersebut. Pada akhirnya Noven membalikan badannya menuju suara yang terdengar terletak dibelakang Noven.

Noven berdecak dengan memalingkan wajahnya sesaat setelah melihat senyum yang tersungging diwajah Laura, gadis yang sudah mengganggunya.

Laura berhenti tersenyum saat gadis itu mencoba mengintip punggung Maureen dan Gio yang kian menjauh dengan tertutupi tubuh tinggi Noven. "Aku jadi penasaran gimana keadaan hubungan kamu sama Maureen." Ucapnya dengan menatap Noven kembali, tidak lupa juga dia kembali tersenyum kecil. "Oh, tapi ngeliat kak Gio yang kaya gini udah cukup jawab pertanyaan aku, deh." Lanjutnya dengan pandangan yang mengejek kearah Noven.

Noven melangkah maju mendekat Laura dengan tatapan tajamnya. "Lo bahagia?" Tanyanya tajam tanpa menghentikan langkah demi langkah untuk semakin mendekat kearah Laura.

Terserah jika sekarang dirinya menjadi bahan tontonan dari murid lain, Noven tidak peduli. Noven hanya ingin meluapkan seluruh emosinya kepada Laura yang sejak kemarin terpendam.

"Lo mau tau gimana hubungan gue yang sekarang?" Noven kembali bertanya dengan terus melangkah maju membuat Laura memilih mundur seiring dengan Noven yang melangkah  maju. "Mau ngadain pesta sekalian karena rencana lo berhasil?"

Laura mengumpat pelan saat punggungnya sudah menghantam tembok. Dirinya kini harus bersikap seolah tidak takut dengan tatapan dan ucapan datar Noven tersebut. Iya harus. "Em, itu ide yang bagus juga." Tuturnya berusaha setenang mungkin.

Noven tertawa sumbang dengan kedua bola matanya yang memutar malas. Detik selanjutnya Noven kembali menatap tajam kearah Laura dengan sedikit mencondongkan badannya membuat Laura nampak sedikit menahan napasnya untuk sesaat. "Lakuin apapun yang ada di otak licik lo itu, tapi semua itu gak akan berguna karena hubungan gue dan Maureen gak selemah itu." Ucapnya tajam nan datar.

Tangan Laura terkepal mendengarnya. Dirinya kini antara takut dan juga marah akan tindakan Noven ini. "Oh yah? Aku kira hubungan kalian sangatlah lemah."

"Lo_"

"Noven, udah!"

Gerakan tangan Noven yang hendak mendarat dikedua bahu Laura terhenti seketika setelah dengan tiba-tiba Maureen ada diantara dirinya dan Laura. Tidak hanya itu, sebelah tangan Maureen juga menahan tangan Noven yang masih mengudara.

DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang