Deru suara motor berwarna hitam itu berhenti disebuah parkiran yang memang dikhususkan untuk parkir motor.
Maureen yang membonceng dibelakang pengendara itu segera turun setelah menyadari mereka telah sampai di sekolahan.
Pengendara itu mematikan mesin motornya dengan menatap Maureen yang sepertinya kesusahan untuk melepas pengait pada helm yang digunakannya. Lelaki itu tersenyum manis kearah Maureen. "Sini aku lepasin!"
Maureen menatap lelaki itu dan tersenyum malu, namun Maureen tetap mendekatkan kepalanya agar lelaki itu mudah untuk melepaskan pengait helm yang dia gunakan.
"Makasih, Nov." Ujar Maureen dengan menyerahkan helm yang dia gunakan tadi kepada Noven.
Noven menerimanya dan kemudian dia juga melepaskan helm full face nya sebelum turun dari motornya.
Kini mereka berdua tengah berjalan menyusuri koridor-koridor untuk menuju ke kelas mereka yang berada dilantai tiga. Genggaman tangan Maureen kepada tangan Noven semakin mengerat saja ketika menyadari tatapan para siswa maupun siswi yang terus saja menatapnya dengan tatapan yang tidak Maureen mengerti.
Noven melirik Maureen sekilas, menyadari jika Maureen merasa terganggu dengan tatapan yang sejak tadi tertuju kepadanya. Noven mengaku jika Maureen memang sangatlah berbeda dengan Laura, dimana Laura akan merasa sangat bahagia jika tatapan semua orang tertuju kepadanya meskipun itu tatapan tak suka sekalipun.
"Jangan tanggepin mereka, mereka gak akan ganggu kamu!" Ujar Noven kepada Maureen.
Maureen menatap Noven dengan kakinya yang terus melangkah. "Tapi tetep aja, Nov."
Maureen bukannya takut kepada mereka, Maureen hanya merasa risih dengan tatapan-tatapan mereka yang mengikuti gerak geriknya sedari tadi.
Maureen yang baru saja menatap jalannya lagi kini tersentak kaget, dan segera menatap Noven yang kini tengah memeluk pinggangnya dari samping. "Noven."
"Kamu percaya sama aku kan?"
Maureen diam, tapi dia mengangguk dengan detak jantung yang entah kenapa menjadi tidak teratur seperti ini.
Noven tersenyum manis sebelum dia menatap kedepannya kembali, sedangkan Maureen masih saja menatap wajah tampan Noven dari samping. Maureen merasa dia sangat beruntung mendapat kesempatan menjadi orang yang kini dicintai oleh Noven, dan ternyata inilah rasanya menjadi bagian hidup dari Noven.
וווו×
Moscar tersenyum melihat Maureen yang sudah duduk dibangkunya itu. Tanpa sepengetahuan Maureen maupun Noven, tadi Moscar berjalan dibelakang mereka dan melihat bagaimana kedekatan Maureen dan Noven sekarang.
Moscar berjalan menghampiri Maureen yang sudah menatap layar pipih digenggamannya itu. Sepertinya mulai saat ini Moscar akan sangat sulit dekat dengan Maureen tidak seperti dulu, karena Moscar sadar sekarang Maureen sudah menjadi milik orang lain.
Moscar mengambil posisi duduk tepat disamping Maureen dimana kursi itu adalah kursi Nova dengan mata Moscar yang terpejam.
"Moscar." Moscar tersenyum mendengar suara Maureen yang memanggilnya dan dia hanya berdehem untuk menjawabnya tanpa membuka matanya.
Rasanya dibeberapa sudut hati Moscar sedikit terluka menyadari jika dirinya sudah kehilangan Maureen sebagai seorang lelaki kepada gadisnya bukan sebagai seorang sahabat ke sahabatnya.
"Kamu baik-baik aja kan?" Maureen bertanya ketika dia menyadari jika Moscar terlihat aneh pagi ini.
Moscar membuka matanya, dan ditatapnya mata Maureen yang mungkin sebentar lagi akan sangat sulit dia tatap. "Yah, aku baik-baik aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]
Teen FictionRank #1 in bestfriend (13/03/2019) Rank # 1 in girlfriend (21/02/2019) Rank #1 ini wattpad2018 (30/11/2018) Rank #1 in persahabatan (18/01/2019) Rank #1 in backstreet (30/11/2018) Rank #1 in mine (30/11/2018) Rank #1 in your (30/11/2018) Rank #1 in...