Part 70• Senja Sampai Fajar

46K 1.6K 26
                                    

Satu bulan kemudian...

Pagi yang cerah dengan udara segar yang berhembus masuk lewat hidung menuju rongga paru-paru milik siapapun yang ada disekitar sini. Bau air laut juga sangat menyengat diindra penciuman seorang gadis yang kini berdiri dengan kedua tangan yang direntangkan, sementara kedua kelopak matanya tertutup untuk merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Gadis itu sangat menikmati suasana seperti ini, karena suasana seperti ini tidak pernah dia dapatkan di Jakarta.

"Kenapa gak bilang kalo mau kesini?"

Maureen menurunkan kedua tangannya dan segera menatap kearah sampingnya. Terlihatlah Noven yang sudah berdiri disampingnya, membuat Maureen hanya tersenyum kecil saja kearah Noven.

Disini suara ombak juga begitu terdengar, dan dalam beberapa detik bibir pantai terhantam oleh deburan ombak. Hal ini menambah ketakjuban Maureen akan ciptaan Tuhan ini.

"Mau ke tempat yang lain, kita diving sekalian mau?" Noven kembali bertanya dengan tangan kirinya yang mulai menggenggam tangan kanan Maureen.

Maureen tersenyum bahagia sambil menganggukan kepalanya beberapa kali. "Mau banget." Katanya dengan antusias setelah Noven mengacak pelan rambut panjangnya. "Yang lain dimana?" Maureen bertanya sambil menatap kearah hotel yang tidak jauh dari bibir pantai. Sejak semalam hotel itulah yang mereka tempati.

Maureen, Noven, Nova, Kelvin, dan Azril memang tengah berlibur bersama diakhir tahun. Tempat yang mereka pilih kali ini juga tidak kalah dengan tempat wisata yang ada di luar negri, yaitu Raja Ampat yang sudah terkenal sampai ke negara-negara lain. Kali ini semua biaya juga ditanggung oleh Noven, jadi tentu mereka sangat bersemangat berlibur ke sini, terutama Azril.

"Mereka masih makan. Kalo mereka udah kesini, kita langsung berangkat." Ujar Noven sambil menarik tubuh Maureen dan memeluknya dari samping.

Sambil menunggu yang lainnya selesai, mereka berdua memilih menghabiskan waktu bersana menatap hamparan laut biru didepan mereka.

וווו×

Noven tersenyum kecil melihat betapa antusiasnya Maureen saat melihat kesekelilingnya yang dikelilingi oleh batu karang yang menjulang tinggi. Batu-batu tersebut tidak secara keseluruhan berwarna hitam, namun juga dibagian tertentu berwarna hijau karena rumput, lumut, maupun pohon yang tumbuh diatasnya.

Setelah menempuh jarak yang cukup jauh dari hotel yang mereka tempati, akhirnya sekarang mereka yang ditemani oleh dua orang pemandu wisata, kini sudah sampai ditempat tujuan. Kali ini mereka juga sudah siap dengan peralatan diving yang sudah melekat pada tubuh mereka, kecuali Nova yang memilih menunggu mereka diatas kapal.

"Va, lo beneran gak mau ikut?" Maureen bertanya kepada Nova yang sejak tadi diam memperhatikan yang lainnya mengunakan alat-alat diving.

Nova nampak bergidig terlebih dahulu dengan menurunkan tangannya yang sejak tadi menyangga dagunya. "Ogan gue, mah. Ngeri gue, Reen." Katanya dengan jujur.

Nova memang bisa berenang, namun kalau menyelam, dia tidak berani entah apa alasannya. Yang jelas dia belum pernah menyelam sama sekali.

"Cemen lo, Va."

Nova memelototkan kedua bola matanya kearah Azril yang sekarang menyengir kuda setelah bahunya dipukul pelan oleh Kelvin. "Jangan menghina ." Ujar Kelvin tajam.

"Iya, gue mah bakalan diem kalo yang punya udah marah." Kekeh Azril yang membuat pipi Nova memanas seketika.

Noven yang sejak tadi diam, kini mendengus kesal. "Nova bukan punya Kelvin, dia masih punya gue." Sambar Noven cepat.

DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang