Suara langkah kaki terdengar sangat jelas, membuat seorang gadis yang sejak tadi duduk santai di ruang keluarga yang ada di lantai bawah, kini menengok kearah tangga. Kedua bola mata gadis tersebut segera menangkap sosok seorang lelaki yang sedang berlari menuruni anak tangga dengan terburu-buru sambil berusaha menggunakan jaket parasut berwarna brick miliknya.
Gadis tersebut terus menatap lelaki yang berpenampilan seperti biasanya dengan kaos yang sekarang sudah tertutup oleh jaket, serta jeans semata kaki yang sobek-sobek pada bagian lututnya.laki itu juga menggunakan ikat kepala berwarna merah pada bagian dahinya membuat kesan bad boy sangat terlihat jelas.
"Mau kemana, kak?" Gadis itu berteriak cukup keras agar orang yang dia teriaki mendengar suaranya walaupun dari jarak yang sedikit jauh ini.
Noven, lelaki yang mendengar teriakan itu segera membalikan badannya menghadap kearah Nova yang masih menatapnya sambil memakan cemilan. "Ada urusan." Sahut Noven datar.
"Urusan apa?"
"Hati-hati di mansion, gue pergi!"
"Eh, kak."
Nova berdecak kesal, lalu segera mendudukan tubuhnya kembali. Sebenarnya tadi Nova hendak berdiri dan menghampiri Noven, dia juga ingin menanyakan lebih jelas kemana sebebarnya Noven akan pergi. Namun belum sempat dia bertanya lebih lanjut, Noven sudah terlanjut pergi terlebih dahulu.
Setelah menggunakan tidak jelas akan perilaku Noven, Nova meliril jam tangan yang masih melingkar di pergelangan tangannya ,dan ternyata waktu sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam.
"Awas aja kalo nglakuin itu lagi." Ujarnya lirih yang terdengar mengancam.
Sementara disisi lain, Noven yang sudah sampai didepan motornya segera menaiki ninja hitamnya. Dengan terburu-buru, Noven juga memakai helmnya. Setelahnya, motor itupun akhirnya melaju meninggalka halaman mansion Ballar yang luas.
Noven sengaja tidak menjawab pertanyaan dari Nova tadi, karena dia tahu bahwa Nova akan sangat melarangnya jika gadis itu tahu kemana tujuan dan apa kepentingannya malam ini.
Motor Noven membelah jalanan dengan kecepatan diatas rata-rata, karena dia harus segera sampai ke tujuannya, pasti mereka yang ada disana sudah menunggunya.
וווו×
"Mah, pah, aku mau pergi beli cemilan ya, soalnya stok udah habis."
Maureen berucap dengan penuh harap kepada kedua orang tuanya tersebut. Gadis itu juga memosisikan untuk duduk diantara Farhan dan Alesha yang sekarang duduk di ruang keluarga yang berada di lantai dua.
"Ini udah malem, sayang, besok aja! Ujar Farhan kepada putrinya itu.
Maureen menatap papahnya memelas. Mengingat jika besok libur, membuat Maureen memiliki acara khusus untuk malam ini, yaitu dia akan begadang untuk menyelesaikan menonton drakor dan juga dia harus menyelesaikan part ceritanya di wattpad. Untuk melakukan itu semua, dia butuh cemilan yang akan menemani malamnya.
"Ayolah, pah! Aku sama sopir deh, ya?" Nego Maureen.
"Izinin ajalah, pah, paling dia mau lembur didepan laptopnya." Ujar Alesha membela Maureen yang membuat Maureen tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
Farhan menghela napasnya setelah mendengar bujukan-bujukan dari dua wanita disampingnya. Kenapa harus sesulit ini jika ingin menolak keinginan dua wanita yang penting didalam hidupnya ini? Pikir Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]
Teen FictionRank #1 in bestfriend (13/03/2019) Rank # 1 in girlfriend (21/02/2019) Rank #1 ini wattpad2018 (30/11/2018) Rank #1 in persahabatan (18/01/2019) Rank #1 in backstreet (30/11/2018) Rank #1 in mine (30/11/2018) Rank #1 in your (30/11/2018) Rank #1 in...