"Pokoknya gue gak mau tau, dekorasi buat acara lusa harus kaya gini!"
Noven melirik malas kearah Nova yang sejak tadi tidak henti-hentinya berbicara mengenai ini itu. Seperti sekarang, gadis itu heboh sendiri mencari dekorasi acara formal yang sesuai dengan keinginannya.
"Nih kak, bagus kan?" Nova bertanya penuh semangat dengan memperlihatkan salah satu dekorasi ruangan yang dicarinya di google.
"Lo kira itu acara lo?"
Nova berdecak kesal dengan menurunkan tangannya kembali. "Biarin, gue kan anaknya."
"Terserah lo!"
Maureen yang duduk disamping Noven hanya terkekeh pelan mendengar perdebatan dari saudara kembar tersebut. "Va, itu kan acara ulang tahun pernikahan orang tua lo, kenapa mesti lo yang repot milih ini itu?" Suara Maureen terdengar, lebih tepatnya terdengar menyindir gadis dihadapannya itu.
"Kalian sama-sama ngeselin. Pantes cocok." Ketus Nova tanpa mau melihat Maureen yang tergelak.
Lusa adalah acara peringatan dua puluh tahun pernikahan Erlandra dan juga Nindy. Acara itu akan diadakan dimalam hari tepat di mansion Ballar dengan mengundang beberapa rekan kerja Erlandra termasuk juga Farhan, papah Maureen.
Noven tampak tak acuh mendengar gerutuan-gerutuan yang masih saja terlontar dari mulit Nova. Seolah Nova tidak ada disana, Noven justru sibuk menyuapkan sendok demi sendok siomay kedalam mulutnya. Baginya Nova akan sangat cerewet jika perkataannya selalu ditimpali, jadi dirinya memilih diam yang dirasa mungkin lebih baik.
וווו×
Moscar memandang kearah depannya, disana ada Noven dan Maureen yang berjalan secara beriringan sedangkan dirinya berada di belakang mereka dengan satu orang yang menyebalkan.
"Lo kalo lagi PMS jadi ngeselin banget sih, Va."
Nova cemberut dengan menghentakan kakinya kesal. "Gini banget sih rasanya kalo doi gak masuk, gue selalu di bully."
Moscar menggelengkan kepalanya setelah berdecak cukup keras. Jika tahu seperti ini dia akan lebih memilih keluar dari kantin seorang diri daripada mengajak Nova yang tadi terlihat sangat mengenaskan karena menjadi obat nyamuk antara Noven dan juga Maureen.
"Mos, gue sedih." Nova kembali berucap dengan suara melirih. Tangannya yang sejak tadi diam kini juga menggelanjut manja dilengan sahabatnya itu.
Beberapa kali Moscar mencoba menyentak tangan Nova yang masih saja bergelanjut manja dilengannya. Apalagi setelah dia sadar banyak pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan aneh. "Ya Allah, lo beneran kaya orang stres kalo lagi PMS. Tobat gue deh ngadepin makluk kaya lo."
Nova tak menjawab, dia hanya terkekeh geli mendengar penuturan Moscar. Baik Moscar maupun Maureen, dan Noven memang sudah tau tabiatnya ketika tamu bulanannya datang seperti kali ini. Nova yang biasanya bersikap cukup wajar akan terlihat sangat tidak wajah tingkahnya ketika datang bulan.
Nova tidak tahu, kenapa perubahan drastis terjadi pada dirinya saat tengah datang bulan. Tapi kini dirinya sedikit bersyukur akan itu karena bisa menghibur dirinya sendiri disaat melihat orang lain kesal karenanya dan juga bisa menghibur Moscar yang Nova tahu bahkan sangat tahu jika lelaki itu masih sangat mencintai Maureen.
"Mos, hibur gue apa gimana sih. Gue lagi galau nih karena doi gak masuk!"
"Apa kabar gue yang ditinggal doi sama orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]
Teen FictionRank #1 in bestfriend (13/03/2019) Rank # 1 in girlfriend (21/02/2019) Rank #1 ini wattpad2018 (30/11/2018) Rank #1 in persahabatan (18/01/2019) Rank #1 in backstreet (30/11/2018) Rank #1 in mine (30/11/2018) Rank #1 in your (30/11/2018) Rank #1 in...