Part 46• Olahraga Pagi

44K 2K 17
                                    

Maureen melirik sekilas kearah Noven yang duduk di sofa ruang tamu sedangkan dirinya berdiri tak jauh dari sofa yang diduduki oleh Noven.

Kini lelaki tersebut menggunakan kaos berwarna merah kebesarannya yang menambah kesan tampan dengan dipadukan sebuah celana training hitam yang mengkerut dibagian bawahnya.

Maureen mengalihkan pandangan dari tubuh Noven, menyadari jika menatap Noven terus- menerus membuat jantungnya yang tiba-tiba berdetak dengan tidak normal. Sekarang dirinya beralih menatap anak tangga yang menjulang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Noven menghembuskan napasnya kasar dengan tatapan yang kini tertuju kearah Maureen. "Dia kita tinggal aja!"

Dengan gerakan cepat, gadis dengan rambut yang dicepol asal itu menatap Noven kembali. "Nanti dia ngambek."

Lagi-lagi Noven menghembuskan napasnya kasar. Dirinya setengah kesal kepada Nova yang katanya mau ikut lari pagi bersama dirinya dan juga Maureen, tapi sampai sekarang batang hidung gadis itu belum juga kelihatan padahal Noven sudah menunggunya hampir lima belas menit lamanya.

Inti kekesalan Noven sebenarnya bukan hal tersebut, tapi karena Nova sudah merusak rencana paginya bersama Maureen. Niat awal hanya ingin lari pagi bersama Maureen, tapi kini terganggu dengan rengekan Nova yang meminta ikut bersamanya.

Maureen sempat melengkungkan bibirnya melihat wajah kesal Noven. "Aku panggilin dia dulu kalo gitu."

"Gak usah!" Titah Noven yang membuat Maureen menghentikan langkahnya tiba-tiba.

Seolah mengerti dengan tatapan bingun Maureen, akhirnya Noven melanjutkan ucapannya. "Biar dia sadar diri."

Maureen terkekeh pelan mendengar alasan Noven yang terdengar aneh tersebut, namun dirinya tetap mengikuti ucapan Noven tersebut.

Suara langkah kaki terdengar dari tangga, lebih tepatnya suara seperti seorang yang berlari kecil menuruni anak tangga. Noven dan Maureen menatap kesumber suara tersebut secara bersamaan, dan terlihatlah gadis dengan kucir kudanya tengah menghampiri mereka.

"Lima belas menit." Ucap Noven datar setelah melirik benda yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.

Nova yang baru saja berdiri disamping Maureen hanya mengerucutkan bibirnya kesal. "Butuh proses tau buat persiapan lari pagi."

"Kita mau lari pagi bukan ke pesta." Ujar Noven lagi dengan mata yang menatap penampilan Nova apalagi setelah melihat sebuah make up tipis diwajah kembarannya itu.

Nova berdecak dengan kaki yang dia hentak-hentakan dilantai. "Biarin, suka-suka gue."

Maureen yang melihat perdebatan kedua saudara itu hanya bisa senyum-senyum tanpa ingin mencela mereka.

Noven bangkit dari duduknya, ditariknya tangan Maureen untuk berjalan mengikutinya. "Sadar diri ke, kalo udah ngrusak acara pagi gue." Ujarnya dingin dengan melangkah pergi dari hadapan Nova tanpa menatap gadis itu kembali.

Nova menganga mendengarnya. Apa yang dikatakan kembarannya tadi? Merusak acara paginya?

Dengan masih berdiri ditempat yang sama, Nova menggerang kesal kepada kembarannya tersebut. Dia pikir siapa yang akan merusak rencana paginya, kan Nova juga janjian dengan Kelvin di taman dekat perumahan Nova.

Dengan bibir yang masih mengerucut sebal. Akhirnya dirinya tetap membuntuti pasangan yang sedang harmonis-harmonisnya tersebut.

וווו×

Senyum Nova terbit seketika setelah beberapa menit berlari dirinya mendapati sosok yang ditunggunya sejak tadi baru saja keluar dari sebuah mobil yang sudah ditepikan kebahu jalan.

DUSK TILL DAWN •With You• [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang