Whatsoever, just write!
Coretan dari Facebook yang disalin ke sini. Isinya cuma pemikiran sederhana plus penggiringan opini yang kemudian jadi penyemangat.
Dulu dibiasain nulis pemikiran gitu haha sekarang alhamdulillaah sudah ada wadahnya yg lebih...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
@uniessy 1 Februari 2015
Assalamu'alaykum, Ukhti Fillaah...
1 February sebagai Hari Hijab Sedunia, benar?
Trus kenapa? Ya ngga kenapa-kenapa xixixi... ngga ada bedanya tentang hari hijab sedunia ini. Toh muslimah sedunia tidak diwajibkan oleh pemerintah sedunia untuk mengenakan hijab dalam satu hari ini kan? Tapi seru juga kali ya kalau seluruh muslimah, serentak di seluruh dunia dihimbau oleh pemerintah untuk mengenakan hijab kalau ngga pakai nanti didenda, dan yang belum berhijab jadi #terpaksa mengenakan hijab biar ngga didenda. Wow, didenda pemerintah aja menakutkan, apalagi didenda Allah ya?
Okesip, balik ke tulisan di gambar ini; Berhijablah dengan penuh rasa MALU
Atuh kenapa mesti malu ya saat berhijab? Bukannya mestinya bangga dengan identitas muslimah yg satu ini?
Hihihi, belum pada tahu ya? MALU itu adalah perisai tertinggi kita sebagai perempuan. Malu juga adalah sebagian daripada iman.
Ketika berhijab, malu lah untuk tidak shalat tepat waktu. Kenapa begitu? Ya emang begitu wkwkk... shalat lah tepat waktu, biar rahmat dr Allah bisa sampe ke kita tepat waktu juga. Biar kita ga malu sama Allah untuk doa panjang-panjang, minta A-Z yg isi nya meluluuuuuu tentang dunia dan pengennya dikabulkan tepat waktu. Masa shalat aja ngga tepat waktu?
Ketika berhihab, malu lah untuk berdoa atas duniawi semata. Kita selalu meminta #kaya #sehat #jodoh #jalanjalan #pekerjaan namun sering lupa untuk meminta #mati dalam keadaan #khusnulkhotimah. Kita juga jarang meminta #ampunan atas segala #dosa. Kita kerap mengabaikan permintaan atas #surga dan perlindungan dari #neraka. Bukannya ngga boleh minta dunia lho ya, tapi masa dunia doang yang diminta? Hehe...
Duhai jiwa nan pelupa, memang hendak berapa lama kita hidup di dunia?
Ketika berhijab, malu lah untuk membiarkan Kitab Suci Al Quran tergeletak terabaikan di rak buku atau di dalam lemari. Kita mungkin lebih sering menyentuh layar ponsel, atau menu DVD, atau novel fiksi daripada menyentuh dan membuka apalagi membaca isi dari Al Qur'an. Padahal ponsel, DVD, apalagi novel fiksi, ngga akan bisa membela kita di hari akhir nanti. Padahal Allah sudah berjanji akan memberi pahala besaaar pada hambaNya yang membaca Qur'an. Padahal pahala nya terletak pada tiap-tiap hurufnya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al Qur'an), ia akan mendapatkan satu kebaikan yang nilainya sama dengan 10 kali ganjaran (pahala). Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR Tirmidzi) [Hadis dari Ibnu Mas'ud ini diperkuat dengan hadis serupa dari Abi Sa'id.]
Ketika berhijab, malu lah untuk membicarakan orang lain di belakang. Kebaikannya diperkarakan, keburukannya dijadikan topik utama. Kalau benar jadi ghibah, kalau salah jadi fitnah. Eh tapi membicarakan orang lain masuk beberapa kategori lho ya wkwkk ini yg belum dipahami banyak orang, mana yg ghibah mana yg menunjukkan kebenaran :D
Ketika berhijab, malu lah untuk tertawa terlalu lebar di depan umum. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kalo ketawa juga cuma senyum aja. Kita mah susah yes? Ho'oh hiks. Kalo ga ngakak tuh ga enak. Kalo ga nyembur, kurang afdhol (?) Jadi gimana dong? Ya ketawa aja tapi mulutnya ditutup, trus pelan-pelan volume suaranya direndahkan :D
Ketika berhijab, malu lah untuk berkhalwat dengan yang tidak halal terlalu lama. Berbincang terlalu intens, terlalu dekat, terlalu intim... coba deh menundukkan pandangan dengan sempurna. Ingat Allah yang Mahamelihat. Berkhalwat secara langsung atau secara chat dgn yg belum halal, sama dengan mencuri. Kalau di toko ada cctv, di dunia ada Allah yg Mahamelihat. Jangan sampe kita kegap mulu sama 'CCTV' saat sedang mencuri. Malu.
Ketika berhijab, malu lah untuk terbakar amarah. Kalo lagi di jalan bawa motor tuh sabaaar, kalo diresehin pengendara lain tuh ga usah kungfu segala itu kaki ==" (Ini nyelekit nih pembahasan heooollll demi ape, gw tertohok kok bisa bisa nya tulis ginian?! zzzz) Kalo mesin ATM ngehang dan kartu jadi nyangkut tuh sabar, jangan marah-marah sama satpamnya. Kalo rumah kemasukan aer karena hujan deras tuh sabar, jangan marah-marah... mendingan sholawat sambil nyedokin aer kan? Kalo bias nikah sama gadis pilihan nya tuh sabaaar, jangan melomelo gajeeee, sampe yg hore2 segala diunfriend =_="
Kalo ada sesuatu yang bikin marah, ingat lah bahwa segala nya terjadi atas kehendak Allah. Kita boleh marah, tapi kita mulia jika amarah itu kita luapkan dalam luncuran istighfar dzikir dan shalawat dalam kesabaran.
So, bukan hanya kita yang menjaga hijab. Tapi hijab juga menjaga kita kok ^_^ yg penting niatnya lurus; untuk menggapai ridho Allah (bukan menggapai perhatian si ono yes)
Trus yg berhijab dan belum menikah, no need to worry. Ingat ya, Allah Mahaadil Mahakaya Mahasempurna. Sekarang kita sendiri (belum punya suami) boleh jadi karena Allah ingin kita sibuk #berduaan denganNya.
Kalau ada yg bilang; "Berdoa doang kaga usaha ya gimana mau ketemu jodoh? Pacaran dong! Pacaran kan usaha untuk dapat suami!"
Kita senyumin aja yuk?
Mengharap menikah itu sama seperti ngelamar pekerjaan. Kita ngajuin lamaran berisi sekian deret keterampilan yg kita punya. Inti nya, kualitas diri yg ada pada kita ya kita sodorkan ke pemilik perusahaan. Nanti sang owner yg akan menentukan kita #pantas berada di divisi apa. Apakah sang owner akan salah taruh, orang yg berkompeten sebagai manajer, dijadikan petugas bersih-bersih? Atau sebaliknya? Oh tentu tidaaak!
Begitu juga dengan mengharap menikah, kita mengajukan proposal pada Allah dengan pribadi yang terus dan selalu diperbaiki. Tentang dengan siapa kita menikah, biarlah Allah yang menentukan. Setuju? ^^
Alhamdulillaah, yang sudah berhijab sesuai perintah, semoga kita istiqomah hingga hidupnya penuh berkah sampai nanti bisa mati dalam keadaan khusnul khotimah dan berada dalam Jannah. Semoga Allah berkenan untuk membuat segala hal jadi mudah.
Yang belum berhijab sesuai perintah, semoga Allah melembutkan hati kita untuk jemput hidayah. Semoga Allah berkenan untuk membuat segala hal jadi mudah.
Aamiin Yaa Mujiibassailin
Srengseng di kala hujan, 1 Februari 2015.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.