@uniessy 22 November 2015
Dek, sebenarnya sah-sah aja kalau kita mau sedekah dengan niat supaya kaya raya. Toh yang kita pinta adalah Allah Sang Maha Kaya.
Tapi sedekah kita bisa jadi rusak maknanya saat sedekah itu menghasilkan sesuatu.
Sebab bisa jadi Allah Ar Rahmaan belum menakdirkan kita kaya harta meski kita sudah sedekaaaah terus secara rutin setiap hari. Lalu kita mengamuk dalam hati. Sibuk bertanya-tanya; "Mana? Kok saya masih begini-begini saja? Katanya sedekah bisa bikin kaya?"
Sebab bisa jadi Allah Ar Rahiim menakdirkan kita langsung kaya harta selagi kita gemar sedekaaaah terus secara rutin setiap hari. Lalu kita timbul sombong secara perlahan. Sibuk berkata-kata; "Nah, kan, saya dapat rezeki pasti karena sedekah saya yang rutin setiap hari."
Iblis itu main nya halus sekali, Dek. Ketika iblis tidak bisa menggelincirkan kita dalam kesyirikan secara langsung, iblis akan menggelincirkan kita dalam kefasikan. Jika tidak juga berhasil, masih ada celah kesabaran yang bisa dikoyak dan celah kesombongan yang bisa disisipkan.
Kita ini bukan siapa-siapa, Dek, melainkan hamba Allah Subhanahu wa ta'ala yang mesti terus merunduk dalam merendah di hadapanNya, demi ditinggikan di hari akhir nanti.
Niat lah sedekah karena Allah saja. Jangan pikir ini itu lagi. Jangan perhitungan sama Allah Al Ghaniy. Berdoa minta kaya boleh saja. Malah harus. Berdoa itu harus. Sebab berdoa adalah tanda bahwa kita adalah hamba.
Tapi nilaian kaya akan menjadi terlalu sempit jika diibaratkan oleh harta yang berlimpah. Kaya yang sebenarnya adalah; "Seberapapun rezeki yang kita terima, kita dimampukan untuk bersyukur dan rezeki tersebut mendekatkan kita pada Sang Illah; Allah 'Azza wa Jalla".
Ada banyak orang kaya bergelimangan harta, namun tak pernah sekalipun memandang ka'bah dari dekat, bahkan lupa bagaimana sebenarnya gerakan shalat. Ada banyak orang yang makan saja seadanya, namun diizinkan Allah Al Kariim untuk bisa bemesra dalam ibadah-ibadah yang sungguh maksimal, bahkan banyak yang dijamu untuk mampu bertamu ke rumah-rumahNya.
Bersedekahlah dengan hati yang lembut. Demi hidayah yang menanti untuk dijemput.
Bahkan dengan tersenyum pada sesama akhawat ketika mereka lewat, sudah menunjukkan bahwa kita kaya sekali, sebab ada banyak kedamaian yang bisa dibagi-bagi.
( Kita ngga pernah tahu, Dek, senyuman kita ke sesama Ukhti Fillah Rahimakumullaah itu bisa jadi berdampak dahsyat. Ada banyak yang memutuskan hijrah karena dapat senyum sejuta watt dari akhwat berhijab seperti kalian. Ada yang memutuskan ikut berhijab juga karena Allah meletakkan hidayah pada mereka lewat rasa 'iri' pada aura ketenangan yang terpancar. Ada yang makin rajin hadir di majelis ilmu, karena Allah melembutkan hati mereka lewat rasa takjub saat berada di majelis tersebut, berdekatan dengan kalian. Mereka hijrah karena merasa adem bertemu dengan akhawat santun nan murah senyum seperti kalian. Unbelievable, eo? :D )
Sedekah tak selalu berupa harta. Karenanya jangan berharap kita kaya harta karena bersedekah.
Bersedekahlah karena Allah. Bersedekahlah karena Allah sayang pada hambaNya yang berbagi. Bersedekahlah karena Allah akan mengganjar kita dengan surgaNya nanti. Karena janji Allah Asy Syakuur, jika kebaikan kita tak langsung dibalas di dunia ini, pastilah Allah akan balas kebaikan kita dengan sebaik-baiknya balasan.
Allah Al 'Adl tak pernah sekalipun curang. Allah Al 'Aziiz tak pernah sekalipun ingkar janji. Allah Al Jabbaar tak pernah sekalipun lalai. Allah Al Muhaimin tak pernah sekalipun melewatkan apapun yang kita lakukan.
Bersedekahlah bersebab Allah Al 'Adzhiim sangat-sangat senang setiap kali kita bersedekah :)
Uhibbukum Fillah,
Uniessy
KAMU SEDANG MEMBACA
CLUE
No FicciónWhatsoever, just write! Coretan dari Facebook yang disalin ke sini. Isinya cuma pemikiran sederhana plus penggiringan opini yang kemudian jadi penyemangat. Dulu dibiasain nulis pemikiran gitu haha sekarang alhamdulillaah sudah ada wadahnya yg lebih...