@uniessy 17 September 2015
Suatu hari di pusat perbelanjaan:
"Nih ada lagi nih..."
"Yaileeeh, yg kemarin aja ikutan kaga menang..."
"Ya kali yg ini menang..."
"Banyak pesaing oi."
"Ya dicoba aja sih. Dibarengin sama Tahajjud, Dhuha, puasa sunnah, sedekah... masa sih ga dikasih. Allah pan Mahabaik."
"Euhm..." *mulai mikir*
"Udah ikutan aja. Gw ikutan, lo juga ikutan. Siapapun yg menang, kita bisa ajak emak emak kita kan."
"Euhm..." *masih mikir*
"Atau suami, kalau kita udah punya suami!" *ngakak sendiri*
"Ya udah, gw beli deh."
"Oke, gw beli Lima. X aja rezeki. Atau meski lo beli satu, rezeki kita dikasih Allah lewat lo."
"Bah! Banyak amat?! Etapi iya juga sih. Masa pengen menang, modal cuma satu yes XD ya udah gw dua deh." *ketawa*
"Alhamdulillaah, semoga Allah ridha yes. Jangan lupa, Tahajjud, Dhuha, puasa sunnah sama sedekah dibanyakin!"
"Iye, in syaa Allah!"
*****
Pas sampe rumah, merenung; Ya Allah, segini amat ya usaha biar dikasih memijak tanah di belahan bumi-Mu yg lain. Padahal surgaMu jelas lebih indah dan kekal, tapi rasanya hamba belum pernah sekalipun bertekad;
'Tahajjud, Dhuha, puasa sunnah, sedekah dibanyakin demi minta surga. Masa sih ga dikasih. Allah kan Mahabaik.'
Astaghfirullaah, selama ini minta duniawiiiiiiii terus. Padahal kiamat semakin dekat.
Tapi sebagai catatan, minta dunia sebagai level awal membiasakan diri, in syaa Allah tidak mengapa. Justru ketika kita tidak berdoa, maka kesombongan lah yang menguasai kita. Kemudian ketika kita terbiasa, maka niat kita bisa diperlurus lagi. Semoga Allah kasih hidayah untuk kita terus meniti jalanNya. Allaahumma aamiin...
Jakarta, 3 Dzulhijjah 1436 H,
❤ Uniessy, si faqir ilmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLUE
Non-FictionWhatsoever, just write! Coretan dari Facebook yang disalin ke sini. Isinya cuma pemikiran sederhana plus penggiringan opini yang kemudian jadi penyemangat. Dulu dibiasain nulis pemikiran gitu haha sekarang alhamdulillaah sudah ada wadahnya yg lebih...