49. From Zero to Hero

488 81 1
                                        

Habis dengar kajian Ust

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Habis dengar kajian Ust. Muhammad Nuzul Dzikri tentang keharusan dari kita menjadikan pribadi FROM ZERO TO HERO.

Jadi seorang muslim itu sama dengan menjadikan diri sebagai pemimpin di atas dunia. Sebab muslim berarti menyerah; total menjadi hamba.

Semisal cara berpakaian masih mengikuti mode, masih berkiblat pada fashion terbaru... namanya kita masih jadi budak. Lihat artis ini pakai baju itu, ikut... lihat si anu pakai asesoris itu, ikut... lihat si ono pakai kerudung model lilit-lilit, ikut...

Kita belum menjadi muslim dalam makna sesungguhnya.

Sebab kita ngga punya pendirian. Persis budak.

Per, sis, bu, dak.

Disuruh nyapu, "Nggih, Nyonyah..." lagi nyapu disuruh goreng tempe, nurut... lagi goreng tempe disuruh nyuci mobil, ayok...

Ampun deh, kasihan sekali.

That's why, kita semestinya jadi hamba Allah aja... maka kita akan menjadi pemimpin di atas dunia ini.

Ngelamar kerja, disuruh lepas jilbab; "No. Gaji dari antum ngga ada apa-apanya dibanding rezeki dari Allah."

Berani?

Coba kalau nurut aja suruh lepas jilbab, dengan pikiran; "Yah namanya gw cari uang lah, kan halal..."

Halal dari mana? Aurat diumbar itu bukan suatu hal yang dihalalkan oleh Allah.

Lalu saat meeting, dengar azan; "Maaf, saya izin shalat dulu baru nanti lanjut meeting."

Berani?

Coba kalau nurut lanjut meeting sampai Zuhur jam setengah tiga, karena takut dipecat gegara nyelak jam meeting. Padahal yang kasih rezeki tuh Allah...

Atau ketika diajak nonton konser, dibayarin!; "Sori, gw ngeri ketubruk-tubruk non mahram."

Berani?

Coba kalau mikir, "Wah kapan lagi konser harga jutaan bisa gratisan?" alamaak... itu namanya kufur.

Dan atau yang paling greget: diajakin pacaran, meski sama bias tersayang; "Mian, Oppa, kalau dinikahin sih aku mau~" :v

Berani?

Coba kalau diterima tuh ajakan dengan alasan; "Helaw? Ga pacaran gimana mau nikah?"

Namanya kita itu sok pintar. Banget.

Sok, pintar, banget.

Rela jadi budak Dunia, dengan mengabaikan aturan-aturan Allah yang dikatakan nantinya akan membuat nikmat-nikmat itu tercabut. Padahal, yang nyiptain kita siapa sih? Kenapa susah banget untuk nurutin perintah Allah?

Sementara ada banyak hal-hal lain yang bisa kita kukuhkan pendirian dalam rangka berketaatan, yang menjadikan kita muslim. Menyerah atas segala apa yang Allah perintahkan pada kita. Hingga menjadikan manusia lain melakukan apa yang termaktub dalam QS. Al Kahfi ayat 28; 'Bersabar atas kita'.

Sebab opsinya cuma dua;

Jadi hamba Allah, atau jadi hamba Dunia?

CLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang