Tadi pagi, tetumbenan deh si Mami kaga nonton gossip :v nyetelnya berita boook... berita tentang orang yang dieksekusi karena jual narkoba.
"Kata temen mama, Ssy, yang dieksekusi itu matinya husnul khotimah lho!"
"Kata siapa Mak?"
"Iiih, kan dia udah tahu mau mati tanggal berapa, jadi sebelum dieksekusi dia ibadah terus-terusan... Tuh kayak yang teroris bom itu, kan mereka dihukum mati kan tapi pada rajiiin banget ibadahnya. Sebelum didor, mereka ngucap laa ilaaha illallaah..."
"Ya tergantung Mak. Husnul khotimah atau ngga mah ya Allah dan kita yang tahu kali ya. Ucapan laa ilaha illallaah juga yang afdhal itu saat meregang nyawa. Lagi kejet-kejet trus sempat ucap kalimat tauhid, itu insyaaAllah husnul khotimah. Lah masih seger trus ngucap itu, kemudian didor... ya wallahua'lam... hidayah kan Allah yang kasih. Ada juga yang udah mau dihukum mati, kaga tobat-tobat. Namanya hatinya udah lebih dulu mati. Pas meregang nyawa ngucap laa ilaaha illallaah itu diuraikan bahwa ketika sekujur tubuh udah ga sanggup bergerak, bahkan bibir aja ga bisa digerakin, nah lidah yang tidak bertulang ini justru dikuatkan Allah untuk mengucap kalimat ntuh. Allah Maha Baik ya, Mak..."
Oke, gw sendiri heran, kenapa gw sering kesambet mamah dedeh kalau udah urusan begini wkwkwkkk
Tapi trus gw merenung aja gitu... para terpidana hukuman mati sudah jelas kapan kematian menghampiri mereka. Jadi bagi yang dapat hidayah, akan menjemput hidayah itu lalu bertobat pada Allah. Urusan mereka di dunia kan sudah usai. Tinggal urusan dengan Sang Pencipta. Sedangkan kita? Terlena oleh kalemnya dunia yang begitu keji dalam menggoda.
Dan perihal maut, jadi inget kajian Ustadz Nuzul Dzikri;
Maut itu bikin khawatir sih, datang ga pakai sms. Kalau pakai SMS kan enak. "Bro, antum mati tiga hari lagi." Wah masih ada tiga hari nih, sisa hari pertama kita habiskan untuk melakukan hal-hal duniawi. Main cewek, berzina... sisa hari ke dua kita habiskan untuk berjudi. Kalah menang, nothing to lose. Kalau menang, lumayan buat anak cucu, kalau kalah ya udah lah kan hidup tinggal dua hari toh. Nah, sisa hari ke tiga kita taubat. Kerjaannya cuma puasa dan solat. Nangis-nangis minta ampunan. Itikaf di masjid, ngga pake tidur. Tilawah 30 juz khatam dalam semalam. Besok paginya, menemui ajal dengan senyuman. Husnul khotimah.
Gampang kan?
Gampang, kalau malaikat maut nginbox kita dulu sebelum datang.
Tapi kenyataannya kan ngga ada inbox atau sms dari malaikat maut kan sebelum dia datang?
Nah, ini yang jadi masalah...
Dia ngga akan peduli kita lagi ngapain, lagi sama siapa, dan di mana... malaikat maut bakal datang jemput kita. Siap ngga siap. Tobat ga tobat. Dia bakal jemput kita.
Datangnya ngga bilang-bilang pula.
Ini yang jadi masalah besar yang ngga ada solusinya...
KAMU SEDANG MEMBACA
CLUE
Документальная прозаWhatsoever, just write! Coretan dari Facebook yang disalin ke sini. Isinya cuma pemikiran sederhana plus penggiringan opini yang kemudian jadi penyemangat. Dulu dibiasain nulis pemikiran gitu haha sekarang alhamdulillaah sudah ada wadahnya yg lebih...