Gw ngga ngerti ini kan Ibu Kita Kartini tapi moments gw isinya ttg IBU.
Speaking about Mom or Mother or Ibu or Mama...
Tapi terus keingetan lagi film Along With The God's, film Korea yg sukses bikin gw be like; "Lo bersyukur lahir jadi anak ke dua. Bukan anak bungsu. You have more time than your younger brother." Or thoughts like; "Lo bersyukur belum nikah jadi masih bisa tidur bareng emak lo." or; "Lo bersyukur emak lo minta anterin ke sana sini, selagi lo mampu, ngajak lo ngobrol, minta dijajanin..."
Terus kemarinan itu beliau hadir bedah buku bahas ttg shalat, di pengajian. Pulang2, nanya gw;
"Ssy, kalau Sujud, kaki duluan apa tangan duluan yang turun?"
Well, okays, I know ini ada khilaf di antara ulama ya kan. Boleh kok yg mana aja, sesuai kondisi. Jadi gw jawab;
"Yang mana aja, Mak. Asal jangan jidat duluan yg turun."
"Ya masa jidat duluan sih, yg bener aja ah! Kaki duluan yg turun..."
"Dikata boleh yang mana aja..."
"Tadi dibahas begitu..."
Untuk amannya, gw memilih mengiyakan heuheu.
"Mak, pas Sujud boleh kok tangan duluan. Jangan maksain kaki duluan lah, kan kaki Mama sakit..."
"Iya ya," mukanya Melas, "sakit banget pas turun kaki duluan..."
"Ya udah tangan aja duluan, ngga apa2. Ada kok penjelasan ya."
Maybe karena seorang Ibu selalu berpendapat bahwa anaknya cuma anak kecil...
Right, Ibu selalu menghilangkan digit pertama dalam usia kita. For her, we are always just a little kid.
Buat pintu surga Essy yg tinggal satu;
Uhibbuki Fillaah Hatta Fil Jannah Abadan Abada
...
Plus, jangan ribut2 mulu dong kita 😭😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
CLUE
Non-FictionWhatsoever, just write! Coretan dari Facebook yang disalin ke sini. Isinya cuma pemikiran sederhana plus penggiringan opini yang kemudian jadi penyemangat. Dulu dibiasain nulis pemikiran gitu haha sekarang alhamdulillaah sudah ada wadahnya yg lebih...