Maka berkacalah pada kegigihan Usamah Bin Zaid Bin Haritsah, yang ketika Perang Uhud, ia datang bersama teman sebayanya, hendak ikut perang namun RasulAllah menolaknya. Kemudian ia pulang sambil menangis.
Ketika Perang Khandaq, ia berusia 15 tahun, datang kembali mengajukan diri, dan barulah Rasul mengizinkannya berperang.
Lihatlah si kecil kita, yang merelakan diri ikut berperang sebab kecintaannya pada Rasul. Sebab ianya ingin agar di surga nanti, Rasul mengenalinya sedemikian rupa. Selayaknya ia ingin dipilih ikut berperang meski baru berusia 15 tahun.
Lalu bagaimana dengan kita? Yang bukan ikut perang, melainkan hanya duduk berzikir dan ikut shalat bersama. Kita merasa berat meninggalkan pekerjaan kita barang satu hari. Karena takut ancaman ini dan itu. Karena terdiam dipekakkan telinga oleh mereka yang bersuara sumbang.
Bagaimana dengan kita yang mengharap berada di surga, di antara barisan orang yang dirindukan Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alayhi Wasallam, yang begitu ingin dicidukkan air dari Telaga Kautsar... namun memilih berdiam diri dan tidak ikut menjejakkan kaki bersama jamaah lain sebagai bentuk kekecewaan, bahwa hati ini terluka dan lukanya kian menganga sebab urusan ini sungguh berlarut-larut.
Bagaimana kita dengan pongahnya berani berharap Rasul tersenyum menyambut kita dan berkata; "Kemarilah umatku, berkumpulah denganku. Sungguh aku rindu..."
Jika kemudian yang terlontar dari lisan kita terhadap beliau adalah; "Maaf, yaa Rasul... saat firman Allah dicela, aku sibuk bekerja bukannya membela..."
Kawan, tidakkah kita malu pada Usamah Bin Zaid yang pulang sambil menangis karena tidak diperbolehkan ikut berperang membela agama Allah?
Kawan, tidakkah ghirah itu menyala dalam dadamu?
Padahal jelas dikatakan oleh Allah dalam QS. Al Ma'idah ayat 54...
"Akan ada suatu kaum YANG ALLAH CINTA PADA MEREKA dan kemudian MEREKA CINTA PADA ALLAH..."Tidakkah kita mau masuk barisan orang-orang yang Allah cinta lebih dulu?
(2016 212)
KAMU SEDANG MEMBACA
CLUE
Non-FictionWhatsoever, just write! Coretan dari Facebook yang disalin ke sini. Isinya cuma pemikiran sederhana plus penggiringan opini yang kemudian jadi penyemangat. Dulu dibiasain nulis pemikiran gitu haha sekarang alhamdulillaah sudah ada wadahnya yg lebih...