84. Menangkan Ramadhan

302 40 0
                                    

@uniessy 17 Juni 2015

Bismillaahirrahmaannirrahiim

Yuk, kita MENANGKAN Ramadhan ini ; )

Kalau tiap awal bulan seneng bikin wish-list, Ramadhan ini bikin wish-list yuuuk.

Bukan cuma sekedar WISH, tapi lebih ke TARGET.

Tentang; berapa kali pengen khatam Qur'an? Berapa surah yang ingin dilekatkan di dalam ingatan selama Ramadhan? Sesering apa ingin menunaikan Tarawih? Sekuat apa keinginan untuk berlari menjauh dari Amarah, Ghibah, Tajassus, apalagi Fitnah? Sesempurna apa kita menutup aurat sesuai perintahNya? Sehebat apa kita mendirikan Tahajjud, mengerjakan Dhuha, melaksanakan Rawatib, dan melakukan shalat Hajat?

Pertanyaan paling pentingnya, akan JADI SIAPAkah kita selesai Ramadhan nanti?

Sebab makna Shaum Ramadhan bukan hanya tentang menghindari hal-hal yang membatalkan puasa itu sendiri. Jikalau pemahamannya begitu, maka shalat adalah tentang tidak kentut, sebab kentut dapat membatalkan shalat.

Sebab makna Shaum Ramadhan adalah bukan hanya tentang tidak menggunjing seharian, tidak makan-minum seharian saja... karena jika demikian, maka shalat hanyalah perkara nunggang-nungging sekian rakaat.

Bukan begitu.

Ramadhan itu terdiri dari 29-30 hari dalam satu bulan, dan menurut penelitian, manusia butuh 21 kali percobaan untuk menjadikannya terbiasa dalam melakukan sesuatu.

Maka ketika kita bergiat membaca Quran, menambah hafalan, lalu bangun malam, bertepat waktu dalam shalat wajib, mendirikan shalat-shalat sunnah, menutup aurat diri dengan sebaik-baiknya menutup aurat, membiasakan diri terjaga dalam wudhu, melindungi diri dari amarah-ghibah-tajassus-fitnah, ketika itulah diri ini DIAJAK untuk terbiasa.

Itulah makna Shaum Ramadhan.

Saat banyak sekali perubahan yang terjadi sebab kita melakukannya semata-mata karena Allah Al Ghaffaar. Ketika kita menutup aurat demi menyenangkan Allah Al Fattaah, ketika kita lisan ini melantunkan ayat suci demi menyenangkan Allah Al Samii', ketika kita bergegas mendirikan shalat wajib dengan tepat waktu demi menunaikan hak Rabb dengan sesempurna mungkin, ketika kita menjauhi maksiyat karena kita tahu Allah Al Mu'izz tak suka dengan maksiyat, ketika kita mengabaikan penilaian orang dan hanya fokus dengan pandangan Allah azza wa jalla terhadap kita.

Itulah makna Shaum Ramadhan.

Ketika kita lebih perhatian dengan orang tua, berlemah lembut dalam menghadapi mereka, berkata iya dengan kesopanan luar biasa, menghindari diri untuk menghardik mereka, bahkan ketika Ramadhan telah berlalu, bahkan ketika Ramadhan telah lewat nanti, kita masih saja senang melakukan hal-hal tadi.

Itulah makna Shaum Ramadhan.

Maka sungguh merugi, jika kita melalui Ramadhan dengan tawa membahana, melupakan dosa-dosa kita yang bertumpuk. Maka sungguh merugi jika kita mengabaikan shalat tarawih bahkan mengabaikan shalat maghrib, hanya demi untuk menghadiri acara buka bersama yang dikait-kaitkan dengan silaturrahim. Maka sungguh merugi ketika kita malas menggeret kaki untuk hadir dalam barisan shalat tarawih sementara banyak muslim di penjuru-penjuru dunia yang sengsara dalam tikaman kaum kuffar yang menghalangi mereka untuk beribadah.

Maka sungguh merugi jika kita menggunakan bulan Ramadhan untuk memakai 'baju baru', yang setelah Ramadhan usai, kita kembali mengenakan 'pakaian usang'.

Maka sungguh merugi jika kita menghargai Bulan Suci Ramadhan yang Penuh Berkah ini hanya sebagai 'Menuntaskan Kewajiban' semata.

Marhaban Yaa Ramadhan... semoga Ramadhan ini pribadi kita bisa sangat lebih baik dari sebelumnya. Semoga Allah Al Qaabidh Al Baasith meridhoi langkah kita yang senantiasa ingin mendekat kepadanya.

Beribadahlah BUKAN HANYA AGAR disayang Allah Ar Rahmaan Ar Rahiim, tapi beribadahlah KARENA Allah Al Maliik Al Quddus memang sudah sangat sangat saaangat sayang kepada kita.

Wallahu ta'ala a'lam bishshowwab ( :

Yuk, kita MENANGKAN Ramadhan ini ; )

"Hendaknya kautahu, puasa itu hijab yang Allah taruh di lisan, telinga, mata, perut, & kemaluan; tuk menabirimu dari neraka." - 'Ali ibn Husain

CLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang