Ada broadcast ttg Pengemis Yahudi yang katanya Buta yang dikasih makan oleh RasulAllah Shallallahu 'Alayhi Wasallam...
Dan banyak pembahasan yang mengatakan bahwa itu adalah Hadits MAUDHU alias PALSU. Jikalau Hadits DHAIF, mungkin masih bisa digunakan. Itu pun kalau tidak ada hadits Shahih atau Hasan yang menyelisihinya.
Lah, MAUDHU? PALSU? Who's gonna take the responsibility alias siapa yg mau tanggung jawab sebab yg diinfokan itu salah?
Sama halnya dengan membagikan informasi skrg ini juga mudah banget. Lihat postingan "SARI ROTI GANTI NAMA. BOIKOT!" Lalu kita share, dan banyak teman2 memboikot... ternyata itu bukan Sari Roti yang ganti nama...
Piye?
We need to cross check berkali-kali before spreading DAT broadcast, right? Karena yg ngeshare emang cuma dua jempol, tapi tanggung jawabnya...
MasyaaAllah!
Jika mengajak kebaikan aja diganjar setara dengan kebaikan yg dilakukan oleh orang yang kita ajak... maka keburukan memiliki porsi yang sama.
Kalau kata Ustadzah Maryam...
"Di Grup itu kita mendingan diem aja. Jangan main asal copas kalau kita ga tahu jelas kebenarannya."Sebab diammu lebih baik drpd bicaramu yang tidak benar, namun tak dipungkiri bahwa terkadang bicaramu yg benar adalah jauh lebih baik drpd diammu menyebabkan kemunkaran merajalela.
Hamasah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLUE
Документальная прозаWhatsoever, just write! Coretan dari Facebook yang disalin ke sini. Isinya cuma pemikiran sederhana plus penggiringan opini yang kemudian jadi penyemangat. Dulu dibiasain nulis pemikiran gitu haha sekarang alhamdulillaah sudah ada wadahnya yg lebih...