Aku Sedang Tidak Percaya Diri

14.5K 1.1K 6
                                    

Aku sedang tidak percaya diri bersanding dengan kamu

Assalamualaikum Ketua Rohis

Selepas shalat subuh aku membersihkan kamar. Rasanya sungkan jika meninggalkan kamar dalam keadaan berantakan.

Saat ini aku sadar diri, Reyna bukan lagi ada di posisi ingin apa saja akan minta ke Ayah dan Bunda. Jelas itu salah. Meski mama memperlakukan baik tapi harusnya aku juga sadar diri, mau tidak mau posisi ku adalah istri Raka. Paling tidak aku harus membantu meski sedikit.

Jika aku tidak pandai masak, aku bisa membantu mama masak. Sekiranya minimal seperti itu. Membantu dari pada berpangku tangan menikmati nasib ketidak pandaian.

"Mama, masak apa?" Ku lihat mama sudah ada di dapur menyalakan kompor.

Mama menoleh lalu tersenyum "kamu sudah bangun, ini mau masak buat sarapan" kata nya lalu membuka kulkas.

Aku melihat mama mengeluarkan berbagai jenis bahan. Mulai dari kangkung, ayam, cabai, dan berbagai jenis bahan lain. Segera aku mendekat, jika aku tak siap menjadi istri setidaknya aku siap menjadi anak yang baik.

Mama kembali tersenyum ketika aku mengambil alih semua bahan lalu membawa nya ke wastafel. Untung saja ketika di rumah dulu, Bunda tidak pernah menyewa asisten jadi kurang lebih setiap weekend aku terbiasa di dapur menemani Bunda masak.

"Mama ngak sewa asisten?"

Mama berhenti mengaduk nasi di atas panci ketika aku bertanya.

"Ngak, mama ngak mau keluarga diurus orang lain"

Persis seperti Bunda. Bunda juga begitu, katanya salah satu kunci keharmonisan adalah istri yang mengurus semuanya.

"Kamu tau Rey kenapa para artis seakan menggampangkan perceraian?" Aku jadi ingat tiga hari sebelum pernikahan Bunda mengajukan pertanyaan itu.

Aku menggeleng sebagai jawab tidak tau.

"Mereka tidak menciptakan hubungan saling membutuhkan. Kalau kamu analisis suami yang harus nya bekerja untuk memenuhi nafkah tapi dunia artis mereka yang wanita juga mencari nafkah. Artinya mereka sama-sama berpenghasilan jadi tidak ada hubungan saling membutuhkan"

"Jadi bunda menentang perempuan untuk berkarir?" Padahal aku ingin menjadi perempuan karir.

Bunda menggelengkan kepala lalu menatap aku "Bunda tidak menentang itu, Rey. Dunia sekarang koadrat perempuan telah disamakan melalui kesetaraan gender. Yang Bunda maksudkan harus nya perempuan mengutamakan keluarga dibanding yang lain. Jika perempuan berkarir, tidak masalah asal ketika keluarga butuh ia selalu sigap. Ketika anak sakit, ia selalu mendampingi, paling sederhana ketika anak ingin makan ada ibunya yang memasak. Itu tugas mulia Istri dan Ibu" penjelasan bunda panjang lebar.

Aku hanya mengangguk, setengah nya paham lalu setengah nya lagi masih berusaha aku cermati. Intinya, bunda ingin memberitahu keluarga adalah utama.

"Mama seperti bunda dong"

"Jelas, dulu waktu mama sama bunda mu masih SMA sering bahas bahwa nanti kami menikah harus istri yang mengurus keperluan keluarga"

Aku jadi ingat Aina, setelah resepsi belum sempat aku mengabarinya. Ku harap hubungan bersahabatan aku dengan dia seperti Bunda dan Mama yang awet.

"Ma, lain kali ajari Reyna masak ini" aku menunjuk masakan mama.

"Oh.... Itu cuman ayam yang dimasak kecap, Rey. Nanti mama ajar itu kesukaan Raka dan Qeiza"

Assalamualaikum Ketua Rohis (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang