Untuk Waktu yang Berwarna

12K 946 23
                                    

Kamu tidak tau
Aku pernah ada di posisi hampir kehilangan bahkan sebelum memiliki

Muh. Raka Farhan

-Assalamualaikum Ketua Rohis-
La_Tahzan27

-----

Netra yang terus memandang lurus tepat ke depan. Kepada dia yang tengah asik melakukan dribbling, lalu men-shooting bola untuk masuk ke dalam ring lawan.

Aku terus mempertahankan nya. Memperhatikan Raka sejak pelajaran di mulai. Hal yang sebelum nya tak pernah aku lakukan, entah kenapa saat ini justru menjadi kebiasaan.

Aku yang dulu mengindari nya, justru sekarang selalu mencari keberadaan nya.

"Raka semangat" aku tersenyum setiap nama pria itu menggema di sepanjang lapangan. Akan aneh jika seorang Raka tampil namun nama nya tak terdengar.

"Aldo jangan mau kalah. Sikat aja, opor ke Bagas sama Yuda" suara Anita yang paling besar dalam kelas pun ikut meneriakan nama Aldo.

Kelas kami sedang tanding basket dengan kelas tetangga, kelas Raka, kelas pria yang terus aku perhatikan.

Ada yang aneh, ketika mengetahui ia milik ku namun mengapa tak sepenuh nya begitu. Aku mengakui telah menerima kehadirannya, namun perasaan ku masih menyimpan suatu kotak kosong yang belum terisi. Ini misteri, dan aku terus berpikir apa itu.

"Raka"

"Iya"

"Kamu cemburu"

Ketika netra Raka menatap ku, aku menatap balik mata tegas itu. Jauh kedalam mencari tau apa ia pikirkan, tatapan tak pernah berbohong sejauh yang aku tau.

"Soal?"

"Aldo"

Ia diam tidak menampakkan reaksi apapun. Semenit kemudian ia alihkan tatapan ke arah Qeiza yang asik bermain tanah kembali. Aku bahkan lupa tentang Qeiza yang sekarang telah mengambil jarak dari kami berdua.

"Yang aku tau cemburu hanya perasaan kepada suatu hal yang tak bisa kita miliki atau suatu hal yang tak bisa kita lakukan seperti orang lain" kembali tatapan nya mengarah ke arah ku. Mungkin ini kali kedua aku berani menatap mata itu, mata pria yang sering aku hindari.

"Aku mau mengajukan pertanyaan. Boleh?" Aku mengangguk sebagai jawaban ia boleh bertanya.

"Aku tau kamu tidak pernah menerima perjodohan kita" ada keanehan yang aku rasa ketika memandang netra Raka. Netra itu ingin menyampaikan perasaan yang tidak bisa aku baca. Dan untuk perasaan ku, menyampaikan perasaan bersalah.

"Tetapi mau atau tidak yang aku tau setelah ijab qobul bukan nya kamu sudah istri aku? Artinya aku adalah kamu, dan kamu adalah aku? Kita saling memiliki"

Sekarang aku sadar, ketika mengatakan aku ingin kejelasan dari hubungan ini sebenarnya penjelasan itu telah ada. Hanya saja aku yang tidak pernah mempercayai, bahwa Raka telah menerima ku.

Tetapi mengapa ia menerima ku? Ada begitu banyak keraguan.

"Iya" nyaliku ciut ketika mengatakan satu kata itu. Raka, ia menjadi sosok berbeda sekarang.

Tiba-tiba ia mengulas senyum. "Jadi aku tidak cemburu, Rey. Aku tidak mungkin cemburu kepada Aldo tentang suatu hal yang tidak bisa dia miliki sedangkan aku miliki. Aku sama sekali tidak marah untuk kejadian pagi hari ini. Justru kalau boleh aku mau berterimakasih karena dia juga ikut menolong kamu. Dan harusnya, aku minta maaf kamu tergelincir karena aku"

Assalamualaikum Ketua Rohis (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang