Jika mencintainya
Diam
Jika tak mampu menahan
Khitbah-Assalamualaikum Ketua Rohis-
-----
Dua puluh empat jam itu lamakan? Sehari. Dan empat belas hari, tiga ratus tiga puluh enam jam itu rasanya lama. Dulu, sekarang berbeda. Nyatanya aku merasa dua pekan itu seakan bulan mengelilingi bumi melesat mengalahkan cahaya.
Hari ini, hari Jum'at. Dua pekan berlalu tanpa terasa. Artinya pernikahan konyol akan segera dilaksanakan. Perasaan ku sudah tak bisa terdeskripsikan. Aku selalu mencari jati diri ku sendiri. Ke mana Reyna yang tak pernah pasrah akan takdir. Bahkan selama ini mengapa tak ada permintaan ku satupun yang ditolak ayah karena Reyna putri nya ini sangat berambisi jika mengingatkan sesuatu. Kecuali, satu permintaan. Penolakan mengenai syarat ayah.
Sejak tiga puluh menit yang lalu aku sudah duduk tenang dalam masjid bersama Aina. Ini masjid sekolah. Bukan masjid diadakannya pernikahan.
Aku meminta kepada bunda untuk diadakan ijab qobul dimalam hari sekaligus resepsi. Simpel. Jika bunda tak ingin mengikuti ya sudah batalkan. Nyatanya bunda tanpa penolakan langsung menerima. Aku kesal.
Pernikahan aku dan Raka seperti air yang bersuha aku tahan alirannya. Aku sudah menumpukkan batu untuk menghalau, tapi tetap saja ada celah yang mampu membuat air itu terus mengalir.
Aina duduk diam disamping ku dengan ekor mata yang selalu melirikku. Jelas aku tau, gadis itu ingin bertanya perihal acara sebentar malam. Hanya Aina yang tahu. Dan sepekan sebelum hari ini sudah aku tegaskan tak ada yang boleh membaha persoalan menikah. Aku sensitif mengenai itu.
Hari Jum'at kegiatan rutin disekolah adalah Jum'at ibadah. Tetap kesekolah sekiranya mengurangi beban fikiran, dari pada menetap dirumah melihat bunda heboh untuk acara buat kepala pusing.
Gadis dengan kerudung lebar hingga kelutut telah naik keatas podium. Kalau tidak salah pembawa acara itu bernama Fanya. Siswi kelas sebelas satu tingkat dibawaku kelas Mia 5. Aku cukup mengenalnya karena ia sangat famous tapi tak yakin kalau ia mengenalku.
Ucapan salam Fanya lontarkan untuk memulai acara Jum'at ibadah. Para mata pria sekolah ini dengan khidmat memfokuskan tatapan. Kejadian langkah. Aku sih tak yakin ia fokus kepada acara mungkin saja fokus nya kepada gadis cantik diatas itu.
"MasyaAllah... Fanya itu bidadari banget yah Rey" kan Aina saja yang sesama jenis terpikat.
Aku cuman mengangguk pertanda setuju mengenai argumen Aina. Masih tenang perasaanku hingga acara inti saat Fanya menyebutkan nama pembawa ceramah langsung membuat aku melotot.
"Baiklah kita memasuki acara inti yaitu ceramah agama yang akan dibawakan oleh saudara Muh. Raka Farhan"
Kok aku jadi lebay begini. Sudah hal lazim rasanya jika Raka menjadi pengisi acara. Tapi mengapa rasanya aku merinding. Ternyata mengabaikan pria itu tak semudah yang aku prediksi.
Pria ketua rohis famous itu telah menggantikan posisi Fanya diatas mimbar. Berdehem sebentar lalu menyapu tatapan kepenjuru masjid.
Sekarang terbalik, jika tadi para lelaki yang khidmat menatap sekarang para kaum hawa yang melakukan.
"Ngak kesel Rey calon suami ditatap memuja banyak orang" ini Aina sejak kapan mulutnya hobby makan cabai. Setiap ngomong rasanya panas.
Aku mendelik sok acuh kepada gadis itu. Tak ingin menggubris nanti ngalahin panjang jalan tol jika diteruskan. Biarkan saja gadis itu tertawa bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Ketua Rohis (SELESAI)
Horror"Jodoh itu cerminan diri. laki-laki baik untuk perempuan baik, begitupun sebaliknya" sebuah kutipan yang aku ingat dari ucapan Pak Anwar. Benarkah? Lalu bagaimana ceritanya aku yang untuk label "salehah" ini masih perlu dipertanyakan bisa menikah de...