Cerita Datang nya Fajar

10.2K 900 42
                                    

Tuhan, terimakasih telah mengizinkan aku menjadi alasan dia menyuarakan tawa

-Assalamualaikum Ketua Rohis-
La_Tahzan27

Hal yang patut manusia tiru dari hewan terutama bebek adalah keteraturan yang mereka miliki. Sepanjang jalan sudah beberapa kali bebek menjadi objek penelitian dadakan yang sering aku lakoni disaat jenuh.

Saat mereka jalan begitu teratur dan rapi berjejeran ke belakang. Sang induk pemimpin, lalu pasukan kuricaci seperti dalam disney snow white ikut di belakang dengan tentram. Jika manusia, saat upacara saja manusia di suruh baris harus mengeluarkan tenaga ekstra.

"Kamu mau apa? Ikut terus dari tadi" ku tubruk badang Raka yang tiba-tiba berhenti.

Aku tersenyum sangat polos, benar juga buat apa aku mengikuti Raka seperti anak bebek sejak pulang sekolah, padahal aku hanya ingin bicara.

Raka masih menatap dengan wajah campuran semen nya. Wajah kaku itu masih melekat sebagai ekspresi Raka meski dengan durasi sudah sangat jarang. Artinya, misi-misi Reyna telah ada yang hampir berhasil satu kan?.

"Kamu takut aku diambil orang sampai harus ikut kemana saja?" Tanya nya yang langsung aku respon dengan pukulan pada bahu.

Kepedean yang kumat!

Raka ke dapur aku ikut ke dapur, Raka menyiram tanaman di taman belakang aku ikut ke sana, Raka ke masjid aku tunggu dia di depan pintu, Raka cuci motor aku juga tunggu di teras, dan sekarang Raka masuk kamar nya aku juga ikutan masuk.

Mama yang melihat tingkah ku kelihatan pusing tapi juga tertawa geli. Untuk Raka mungkin sudah pada ambang kesabaran.

"Geer banget sih, aku tuh cuman mau kepastian soal besok" aksi ku mulai mengutarakan keinginan.

Alis Raka menungkik sebelah lalu dengan tegas ia berkata "tidak" dan satu kata itu berhasil membuat aku membesarkan mata.

"Ngak boleh gitu dong, kan udah janji" wajah memelas aku keluar kan dihadapan Raka.

"Satu pekan ini kamu buat banyak ulah, nanti saja kita pergi nya"

Aku akui berderet-deret ulah aku lakukan dipekan ini, tapi kan janji tetap janji.

"Ayo dong, kata nya sebagai permintaan maaf kejadian koridor kamu mau ajak jalan di saat weekend. Besok kan Minggu aku mau ke acara car free day" sanking ingin nya ke sana aku sampai membujuk Raka dengan menggoyangkan lengan nya.

"Mau yah?" Lagi bujuk ku.

"Kata Bunda kamu paling malas olahraga, kenapa pengen ke sana?"

Ini Raka sudah sampai mana akrab dengan bunda, rasa nya semua soal aku Raka tau hingga ke dasar kehidupan aku.

"Loh itu kan dulu, sekarang tuh lagi proses membenahi diri untuk hidup sehat. Kamu sebagai suami harus dukung istri dong" mulut aku kenapa enteng sekali mengucap suami dan istri, wajah ku rasa nya mulai panas.

Raka tersenyum singkat lalu melepaskan genggaman tangan ku pada lengan nya. Yah, bujukan aku gagal?.

"Pintar sekali sih istri ku, kalau ada mau nya manis bawa kata suami" ia mengelus kepala ku dengan tangan yang ia gunakan melepas genggaman ku pada lengan nya.

Euforia jantung, hati, dan paru-paru bekerja di luar fungsi nya. Kenapa Raka manis sih, padahal hanya ingin meminta persetujuan.

Aku memalingkan wajah dan suara tawa Raka terdengar.

Assalamualaikum Ketua Rohis (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang