Dia menghadirkan kamu kembali
Mungkin karena Tuhan tau, aku butuh sosok kamu lagi-Assalamualaikum Ketua Rohis-
Aku memandang dengan lekat sosok yang baru masuk ke dalam kelas bersama Pak Hamka. Semakin aku pandangi semakin yakin jika analisis ku benar. Meski lama tidak bertemu tapi mata yang sosok itu punya dengan jelas aku ingat. Mata yang paling sering aku lihat dulu, ketika ia menyunggingkan senyum mata nya ikut tertarik hal paling aku suka dari nya.
"Anak-anak ini teman baru kalian pindahan dari Singapura. Tolong bersikap baik dan membantu dia dalam beradaptasi" ujar Pak Hamka semakin membuat aku yakin.
Tidak ada acara perkenalan secara formal, kelas gaduh karena guru sedang rapat. Ketika Pak Hamka beranjak keluar siswa baru itu juga ikut beranjak menuju bangku yang sudah Pak Hamka arahkan.
Kami saling memandang, ia tersenyum tipis yang aku balas dengan wajah datar. Hanya sepersekian detik kemudian sosok nya berlalu duduk pada bangku paling akhir. Sayang nya ia berdekatan dengan Aldo dan Bagas, ketiga pria itu mungkin akan menjadi teman akrab.
Kaki ku sudah gemas sebenarnya ingin menghampiri dia tapi selalu tertahan ketika melihat sudah banyak teman kelas mengerumuni nya. Aku tidak perlu berbasa-basi dengan nya, itu bukan penyambutan yang akan aku berikan. Seorang Reyna akan menyambut nya beda dari yang lain.
"Rey, ganteng yah" bisik Aina.
Aku melotot memandang nya "aku ganteng?" Dia malah membalas nya dengan pukulan pada bahu.
"Murid baru maksud aku"
Aku cuman mengagguk singkat. Wajah nya memang tidak berubah meski telah lama tinggal di negeri yang sama dengan Intan, kecuali dari tinggi badan sekarang benar-benar tinggi.
"Tanyain ke Aldo Rey nama cowok itu siapa?"
"Ngapain nanya ke Aldo? Langsung sana tanya orang nya nama dia siapa"
Aina diam, mungkin sedang meresapi apa yang aku katakan. Kadang aku berpikir Aina ini sebenarnya kenapa? Untuk soal membully ku ide nya tidak pernah putus tapi untuk beberapa hal kadang dia bertindak konyol.
"Hey, nama lo siapa?" Contoh nya sekarang menanyakan nama dengan berteriak. Bangku kami dan bangku nya terpisah dari ujung ke ujung, jelas berteriak akan mengundang perhatian.
"Kenapa ngak ke sana? Ngak sopan"
"Malas jalan" ia tertawa singkat.
Aku ikut melihat objek yang Aina tuju netra nya, kepada siswa baru yang juga sedang melihat ke arah kami. Sebelum menjawab ia tersenyum singkat persis yang tadi dia berikan ke aku. Lalu menggeser pandangan yang aku rasa kini hanya melihat ku.
"Nama gue Gandhi" kata nya juga dengan berteriak.
Di detik selanjutnya aku tidak lagi memedulikan pria itu. Sekarang sudah jelas dia betul Gandhi, setelah ini giliran Reyna yang akan menyambut sahabat lama.
Selamat datang kembali, Gandhi.
-----
Bel istirahat sudah bunyi, bukan kantin tujuan ku sekarang. Seperti rencana awal aku harus memberi penyambutan khusus kepada Gandhi. Terakhir aku lihat ia ikut bersama Aldo dan Bagas. Benar kan, Gandhi akan akrab dengan mereka.
Aku sudah tergesa-gesa menuju tempat yang aku yakini mereka di sana. Ketika orang yang paling ingin kamu lihat tiba-tiba datang kamu akan jadi orang paling semangat. Itu yang aku rasa sekarang. Kembali bertemu dengan orang yang aku anggap di telan bumi sejak tujuh tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Ketua Rohis (SELESAI)
Korku"Jodoh itu cerminan diri. laki-laki baik untuk perempuan baik, begitupun sebaliknya" sebuah kutipan yang aku ingat dari ucapan Pak Anwar. Benarkah? Lalu bagaimana ceritanya aku yang untuk label "salehah" ini masih perlu dipertanyakan bisa menikah de...