Jika saja hati dapat memilih kepada siapa ia ingin berlabuh
Jika saja hati dapat menentukan waktu untuk jatuh cintaMaka tak akan ada rasa cinta kepada orang yang salah atau pun di waktu yang salah
Aku ingin, jika saja dapat terwujud
Hati ku berlabuh kepada ia yang memberi kepastian-Assalamualaikum Ketua Rohis-
La_Tahzan27
----Ketika hari senin sejak dulu jam sekolah lebih cepat setengah jam dari jam biasa. Ini berarti jam masuk tepat pukul tujuh.
Hari ini Papa yang mengantar aku ke sekolah, Raka tetap seperti biasa berangkat sendiri dengan sepeda motor nya. Tetapi seakan kami berangkat bersama karena ia mengekori mobil Papa dari pagar rumah hingga gerbang sekolah. Terserah, sebahagia Raka saja.
"Upacara selesai, semua peserta upacara meninggalkan barisan" suara penutup upacara menjadi kebahagian tersendiri bagi siswa.
Upacara selesai, aku dan siswa lainnya telah menghambur sesuai tujuan langkah masing-masing. Meski sesuai aturan, seharusnya hanya satu tujuan untuk siswa. Kembali ke kelas! Tetapi ini adalah zaman di mana semboyang 'peraturan ada untuk di langgar' yang di pegang teguh.
Sebagian ada yang bergerak ke kantin, ada yang ke wc, dan masih ada yang sedikit sadar untuk segera ke kelas.
Koridor sepanjang jalan penuh dengan kerumunan siswa. Aku tidak tau apa yang mereka bahas, suara mereka bising saling heboh di setiap kubu membuat suara menyatu menjadi abstrak.
Yang sempat aku dengar ketika melewati kelompok anak IPS, mereka heboh mengangkat topik soal MV baru BTS. Yakin seratus persen, mereka Fangirl, dan fans BTS army.
"Jadi sebentar kamu moderator yah" aku bersama Aldo beriringan menuju kelas. Pria ini sejak kedatangan ku di pagi hari telah sibuk mengekori aku kemana saja.
Ku lihat Aldo mengernyitkan dahi. Pasti ia akan mendemo keputusan ku barusan.
"Kok aku? Kamu kan ketua nya. Aku juga rasanya ngak cocok buat jadi moderator. Kalau kamu pasti lebih efektif presentasi sebentar" kan ia sudah mulai aksi demo nya.
Aku menghela nafas. Selalu saja seperti ini. Mereka mengatakan aku baik sebagai moderator padahal aku rasa biasa saja. Saat aku jadi moderator memang akan diam, tapi bukan karena mereka menyimak, tetapi lebih karena aku galak. Yah, kata Aina seperti itu.
"Ngak kamu aja. Kamu kan ketua kelas, kebiasaan menempatkan seorang pria sebagai pemimpin harus tetap di lestarikan. Kamu ngak mau kan kesan laki-laki sebagai nahkoda itu punah?"
Kernyitan dahi Aldo hilang terganti dengan senyum singkat sambil menatap sebentar ke arah ku.
"Bahasa kamu ilmiah banget bahas kepunahan. Berasa jadi burung Jalak Bali aku yang sudah hampir punah"
Aku spontan tertawa kecil mendengar omongan Aldo. Aku sama sekali tidak berpikir menyamakan Aldo dengan hewan padahal. Bahan komedi ketua kelas ku ini memang selalu stok penuh.
"Jadi aku pemateri pertama kan, Rey?" Aku merespon dengan anggukan "fix materi aku hanya sekedar pembahasan umum tentang konsumerisme saja berarti"
Kembali aku respon sebagai anggukan untuk kedua kali nya.
"Ini yah kita anak IPA presentasi Sosiologi buat merinding. Itu sih yang selalu aku rasa"
Sudah banyak curhatan yang aku dengar mirip perkataan Aldo. Anak IPA belajar sosiologi? Karena kebetulan kelas kami mendapat lintas minat sosiologi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Ketua Rohis (SELESAI)
Terror"Jodoh itu cerminan diri. laki-laki baik untuk perempuan baik, begitupun sebaliknya" sebuah kutipan yang aku ingat dari ucapan Pak Anwar. Benarkah? Lalu bagaimana ceritanya aku yang untuk label "salehah" ini masih perlu dipertanyakan bisa menikah de...