Apakah alurnya harus selalu seperti ini?
Jika telah melewati masa pahit, masa manis akan kita nikmati. Sebaliknya, jika saat ini kita menikmati masa manis, masa pahit juga telah menanti untuk kita cicipi?
Boleh untuk takdir ku aku bersikap egois? Aku ingin terus bahagia seperti ini saja.
-Assalamualaikum Ketua Rohis-
-----
Semilir angin sore membawa beberapa daun kering lepas dari ranting. Rasanya duduk dibawa pohon disertai daun berjatuhan tertiup angin terasa memasuki musim gugur versi Indonesia.
Jam dalam masjid sebelum keluar aku lihat sudah menunjukkan pukul 14.10 WIB.
Aku dan Raka, kami, duduk dibawah pohon dalam halaman masjid. Hanya berdua. Setelah sekian lama, berbulan-bulan, akhirnya ada lagi waktu kami menghabiskan waktu diluar.
Tabligh Akbar dengan pembawa materi ustadz Dzakwan Emier Baru saja selesai sekitar setengah jam lalu. Mulai saat setelah shalat Dzuhur dan berakhir ketika adzan shalat Azar waktunya di kumandangkan.
Temanya sangat menarik. Yaitu, masjid masa kini tidak seindah bangunannya. Cukup tertampar aku setelah mendengar apa yang beliau bawakan dalam materi.
Tidak ku ingat jelas apa saja untaian kalimat yang Ustadz Dzakwan Emier katakan. Tapi yang aku tau intinya ia menyadarkan aku khususunya bahwa masjid sekarang tidak lagi seindah masjid dahulu.
Satu kalimat yang begitu berbekas hingga kini yang aku dengar tadi. "Zaman sekarang manusia berlomba-lomba membangun masjid, bermegah-megahan masjid, tapi isi dalam masjid tidak lah seindah bangunannya. Masjid yang dibangun semegah mungkin namun ketika waktu shalat tiba jamaah yang hadir sangat menyedihkan. Manusia hanya membangun masjid namun tidak membangunkan dalam dirinya untuk beribadah ke masjid. Sekarang masjid telah keluar dari fungsinya. Bukan lagi tempat ibadah, tidak jarang masjid hanya menjadi lalu lalang tempat wisata. Banyak yang datang hanya untuk menjadikan masjid sebagai bayground dalam foto, lalu beberapa akan memposting dengan caption indah namun tidak sesuai realita"
Aku begitu sadar. Benar jika memperhatikan pembangunan masjid yang sangat berkembang pesat namun jamaah didalamnya sangat memprihatinkan.
Ada beberapa kasus yang terdengar dari curhatan salah seorang jamaah yang memberi masukan apa alasan masjid sekarang sangat sepi pengunjung shalat. Alasan paling dominan untuk orang tua karena adanya perbedaan mahzab.
Mahzab Syafi'i, Mahzab Maliki, Mahzab Hambali, dan terkahir Mahzab Hanafi.
Padahal sebenarnya tidak ada mahzab yang salah. Semua benar, dan tidak ada hak dalam perundang-undangan untuk kita menyalahkan seseorang dalam memeluk keyakinan dan kepercayaan beragama.
Atau juga curhatan sangat miris dari seorang bapak. Katanya masjid dalam daerahnya begitu butuh pertolongan. Sebab ketika waktu shalat, terutama shalat Dzuhur dan Ashar jamaah yang hadir hampir tidak ada. Kata Beliau, beberapa kali ia bertindak sebagai orang yang mengumandangkan adzan, iqomah, imam, sekaligus sebagai jamaah.
Bukankah masjid sekarang sangat butuh pertolongan? Seindah-indahnya sebuah bangunan tanpa kehidupan didalamnya tidak akan ada artinya.
Mungkin saja ada secercah harapan manusia suatu saat akan merindukan hal-hal kebersamaan yang telah hilang itu. Paling sederhana semoga tilawah Al-Qur'an dapat kembali seperti dulu, dimana suara akan keluar dari mulut manusia bukan tape recorder atau musik yang telah di download. Aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Ketua Rohis (SELESAI)
Horor"Jodoh itu cerminan diri. laki-laki baik untuk perempuan baik, begitupun sebaliknya" sebuah kutipan yang aku ingat dari ucapan Pak Anwar. Benarkah? Lalu bagaimana ceritanya aku yang untuk label "salehah" ini masih perlu dipertanyakan bisa menikah de...