Cinta dapat mengeraskan sebuah hati seperti batu.
Namun, cinta pula dapat melembutkan sebuah hati layaknya kapas.-Assalamualaikum Ketua Rohis-
@La_Tahzan27
"Sudah pulang?" Satu notifikasi WhatsApp masuk kedalam ponsel ku.
Aku membuka nya dengan perasaan bingung. Nomor siapa ini?.
"Raka. Simpan nomor aku" pesan kedua masuk sedetik aku hanya membaca pesan pertama.
Ku anggukan kepala, oh ternyata dari Raka. Aku tersenyum singkat. Entahlah, antara bahagia karena pria itu menanyai kabar ku atau karena semakin miris bahkan sekedar nomor pun kami tidak saling memiliki.
"Belum" akhirnya ku balas dengan singkat.
"Kenapa?"
"Lagi tunggu Aina ambil motor"
Ketika memutuskan untuk kembali seperti sebelum nya, berarti ini kehidupan aku dan Raka.
Tidak akan ada seorang putri yang akan di antar kemana saja oleh sang pangeran. Jangankan hal itu dapat terjadi, berbincang di depan umum pun rasanya tidak akan mungkin.
Selepasa pesan terakhir ku terkirim ke Raka, Aina muncul dengan motor matic miliknya. Dulu sebelum ini aku memiliki sopir pribadi, bukan juga lebih tepatnya sopir Ayah. Namun, tidak mungkin Pak Dimas mengantar jemput aku lagi kalau Ayah sudah pindah kerja ke Malasyasia. Arah kantor dan sekolah berbeda, aku tidak enak hati kepada Pak Dimas, sehingga beliau dikembalikan kerja menjadi sopir kantor.
Aku tersenyum menyambut kedatangan Aina, lalu aku naik ke jok belakang motor nya.
"Jalan, Ai" semangat ku.
Ia mencibir "capek jalan, harus nya tancap gas" ia mengoreksi ucapan ku.
Apa saja terserah gadis di hadapan ku ini, ia lalu mengemudikan motor nya keluar dari halaman sekolah.
------
"Terima kasih yah Ai" sambil memberikan helm yang ku kenakan kepadanya.
Ia menerima lalu mengedipkan mata seakan pria menggoda pacar nya.
"Sama-sama beb, Abang siap antar kemana aja kok" guyonan nya.
"Idih centil banget jadi cewek" aku tertawa. Memang seperti ini lah Aina penuh dengan ekspresi "jomlo ngak laku ini nih contoh nya"
"Widih mentang-mentang udah sold out dapat mahar dari pangeran Dubai songong yah"
"Besok-besok aku cariin kamu pangeran Arab" kata ku sambil mencolek dagu nya.
Kami tertawa tepat depan rumah Raka.
Selama tertawa aku tidak menyangka bahwa objek yang kami tertawakan akan muncul. Aku pikir dia telah sampai duluan di rumah.
Rasanya canggung apalagi ketika mengingat perbincangan di malam kemarin. Tepatnya hanya untuk aku, mungkin bagi Raka ucapan nya tak ada efek sama sekali. Jelas sang pangeran bukanlah sosok yang mencintai sang putri.
"Hai Raka" aku mengernyit ketika Aina menyapa Raka. "Gue udah antar Reyna, aku pamit yah Rey" lalu ia menatap ku.
Aku mengangguk kan kepala lalu kembali mengucapkan terima kasih. Raka berjalan ke samping ku lalu juga ikut berterima kasih kepada Aina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Ketua Rohis (SELESAI)
رعب"Jodoh itu cerminan diri. laki-laki baik untuk perempuan baik, begitupun sebaliknya" sebuah kutipan yang aku ingat dari ucapan Pak Anwar. Benarkah? Lalu bagaimana ceritanya aku yang untuk label "salehah" ini masih perlu dipertanyakan bisa menikah de...