Davk

1.3K 124 17
                                    

Lembah yang berwarna


Membentuk melekuk memeluk kita


Dua jiwa yang melebur jadi satu



Dalam kesucian cinta


====== ====== ====== ======


Sesuatu dalam hidup terjadi begitu saja, mengalir dengan sendirinya dan sudah ada kapan waktu ditetapkan.

Seperti cinta misalnya,

Datang tanpa ada siapapun yang tau, kita tidak tau kapan hati yang semula kosong akan terisi, tidak tau pula kapan kekosongan itu menyambangi lagi.

"Kau lihat lelaki manis disana, bukankah dia typemu?"

Sebelum hari ini, Jooheon tidak pernah melihat sosok semanis dan seanggun itu. Apakah dia dewi yang menyamar sebagi laki - laki?

Dia... Terlihat indah.

"Ottomodachi wo matteru no?" (sedang menunggu teman?"

Lelaki manis itu menoleh, mendengar sapaan dengan nada rendah, tepat di samping telinganya.

"Un kimi wo matteta no" (aku menunggumu)

"Kau, menungguku? Atas dasar apa" Jooheon bertanya seolah tak paham.

Lawan bicaranya tersenyum simpul, senyum yang terlihat sakit ---teramat sakit. Surai caramelnya di usak pelan, berusaha teguk Alkohol ditangannya dengan tenang.

"Apakah mataku tidak bisa kau baca, my gatte?"

"Apakah rindu dan sakit ini masih belum terlihat di mataku?"

"Apakah rasamu telah memudar untukku? Apakah aku telah tersingkir dari singgasana dihatimu, apa-

Cup~

"Mainichi anata no koto kangaete imasu, mana mungkin rasaku pudar? Kau cinta pertama dan terakhirku," (setiap hari aku selalu memikirkanmu)

Sepasang suami istri yang lama berpisah itu saling ungkapkan perasaan rindu lewat tatapan mata yang beradu.

Salurkan segala kerinduan dan segala kasih sayang yang tak akan pernah memudar.

"Lalu kenapa menjauh, sudah lima tahun berlalu, untuk menemuimu saja kami membutuhkan surat bermaterai, apakah sesulit itu untuk bersama?" mata cantik itu berkaca, siratkan luka yang dalam.

Tuhan...

Sejahat itu kah yang aku lakukan?

Jooheon bertanya - tanya.

"Kami, kau dan siapa?"

"Our son, fourth years, Lee ---Im Jooun"

Jooun?

Anaknya?

"Temui dia sekali saja, semenit atau bahkan sedetik, dia ingin tau rupa Appa nya," mohon Changkyun, menyendu.

Jooheon memberi gelengan singkat, "maaf, sejak awal keberadaannya aku tidak tau, rupaku dia tidak tau, maka---

"---akan lebih baik dia tidak tau untuk selamanya,"

Tangis Changkyun pecah. Cinta mereka abadi, kebersamaan mereka bagai opini.

Jooun bukti cinta mereka, buah hati, bentuk rasa kasih yang selama ini mereka padukan. Sosok kecil yang sangat di tunggu, pada akhirnya harus rasakan sakit saat si kecil belum paham pahitnya dunia.

"Jooheon, calon istrimu datang,"

Changkyun tersenyum kecil saat matanya beradu pandang dengan lelaki kekar di belakang Jooheon. Wonho. Seorang yang mengenalnya, tanpa tau kisahnya.

"Hai Changkyun, kau disini? Kalian saling kenal,"

"Tidak, kami baru saja bertemu, Wonho Hyung sedang apa disini?" Changkyun membalas tanpa melihat raut Jooheon yang terluka mendengarnya.

Sudah terlanjur sampai disini, rasa sakit karena berpura - pura tidak tau siapa dan bagaimana. Mereka apa dan bagaimana.

Saling mengenal?

Hal yang tabu untuk mereka saat ini.

"Ah aku hanya mengantar majikanku untuk bertemu Jooheon, kau tau Minhyuk kan? Dia akan menikah dengan orang ini,"

Lee Minhyuk,

Si manja dan arogan itu?

"Oh, selamat, maaf aku harus pulang," pamitnya berusaha tutupi rasa sedih dan kecewa dalam hati.

Rasanya sakit dan hancur sekali.

"Tunggu! Kuantar, aku merindukan putra kecilku," Wonho terdengar excited saat mengucapkannya.

Jooheon menggeram,

Putra kecilku? Apakah Wonho menganggap putra mereka sebagai putranya.

"Ku tunggu di depan, bereskan barang - barangmu,"

Zusamennhalt?

Impossible.

"Kau benar Hyung, lebih baik dia tidak mengenalmu untuk selamanya, karena dia sudah punya appa yang menyayanginya, cinta kita opini yang tidak bisa menjadi fakta, kau bisa temukan surat ceraimu besok, selamat tinggal"

Dan begitulah, Changkyun meninggalkan Jooheon tepat saat Minhyuk menghampiri mereka.

Mereka punya cerita masing - masing sekarang.


Biarkan sejarah yang ukir mereka dalam kenangan indah bertabur pilu.


Saling menanti di keabadian nanti.







======================

Pasutri yang terpaksa memisahkan diri. Bertemu untuk saling menyakiti, lagi.

Tapi, cinta mereka abadi. Bahkan jika cinta lain datang dan mengubur rasa yang dulu. Tidak ada cinta yang seperti mereka.

Absurd as always. So sorry but, sudut pandang cinta abadi untuk masing - masing orang berbeda.

Vol.01

LONGING HEART [JOOKYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang