Manis

762 84 15
                                    

"Mas Shownu sama mas Wonho udah kayak homo,"

Changkyun tertawa melihat kedua kakak kelasnya merangkul satu sama lain, rekat sekali seperti perangko.

"Homo sapien?" tanya Jooheon yang sudah duduk di sampingnya.

"Haha, beda ya obrolannya sama anak MIPA,"

Jooheon menggeleng, "itu materi IPS, dik"

"Loh, kalau itu materi jurusan IPS, kita apa kak? IRBS?"

"IRBS apa to dik?"

"Ingin rasanya berdua saja,"

"DIK CHANGKYUN BUCIIIIN!!" teriak Wonho yang mendengar percakapan keduanya.

Jooheon tertawa, mengusak gemas surai caramel Changkyun. Kayaknya Changkyun ingin menyaingi gombalannya.

"Eh, mereka bilang saya ini gila sama game, dik," ucap Jooheon bersandar pada tembok dibelakangnya.

Changkyun menoleh, "memang iya kan, kak? Kalau ketemu game udah lupa sama hidup,"

"Tapi faktanya saya gila karena terlalu memikirkan kamu di otak saya,"

"HALAH DUO BUCIN!"

Changkyun menutup dua pipinya, yang selalu memerah saat mendengar gombalan cheesy ala Jooheon.

"Dik?"

"Iya kak,"

"Mau dengar kabar gembira?" tanya Jooheon.

Changkyun menghadap ke arah Jooheon, walaupun nggak berani menatap pas di mata, "kabar apa, kak?"

"Semakin lama bersamamu, semakin bertambah pula cinta saya pada kamu,"

"SUDAH CUKUP JOO SAYA NGGAK KUAT DENGARNYA!" jerit Wonho menutup kedua telinganya.

Hal menggemaskan lain keduanya adalah berdebat di parkiran.

Oh ya, sisi lain Jooheon yang nggak pernah kita tau adalah dia sering membaca buku mengenai sejarah dan keadaan sosial.

Iya tau, bacaannya Jooheon nggak lebih berat dari beban hidup kalian.

"Kak, baca apa?"

Jooheon mendongak, "sudah pulang?"

Changkyun mengangguk, matanya memperhatikan buku tebal di pangkuan Jooheon.

"Ini bacaan berat, kamu nggak akan ngerti," Jooheon memasukkan bukunya ke dalam tas,"

"Seberat apa?" tanya Changkyun, masih penasaran dengan buku tersebut.

"Cinta saya ke kamu. Udah ayo pulang, langitnya mendung, saya nggak bawa jas hujan,"

Changkyun memukul Jooheon dengan buku paket biologinya, "dasar tukang gombal,"

Pria itu tertawa, memasukan tangannya ke dalam saku celana.

"Kamu tau nggak kenapa saya bahagia banget sekarang?" tanya Jooheon.

"Enggak tau, emang kenapa?"

"Penyebabnya adalah kata pertama yang saya ucapkan tadi,"

Yuk antar Changkyun ke dokter. Kayaknya tubuhnya nggak normal karena selalu mendengar gombalan dari Jooheon.

"Eh, nyium bau kebakar nggak sih?"

Jooheon memberhentikan jalannya membuat Changkyun juga berhenti.

"Enggak, kak. Hidungmu aja yang kayaknya bermasalah," sahut Changkyun
"Ternyata hati saya yang kebakar kalau lihat kamu ketawa sama laki - laki lain,"

Changkyun menunduk, merutuki Jooheon yang selalu buat dia lemah jantung.

"Ayo, keburu hujan!" Jooheon merangkul bahu Changkyun, membuatnya terkejut.

Hobi Jooheon;

Membuat Changkyun jantungan.

"Apa to kak, rangkul - rangkul,"

"Takut kamu di ambil orang," sahut Jooheon seadanya.

"Kalau saya diambil orang, kak Joo mau ngapain?"

Jooheon menghela napas, "bisa apa saya selain berdoa kepada tuhan agar mengembalikan kamu pada saya,"

"Kalau kak Jooheon nggak ditakdiran bersama Changkyun?" tanya Changkyun, memeluk erat buku yang berada di tangannya.

Pria itu tertawa padahal nggak ada yang lucu.

"Changkyun juga minta pada tuhan biar kak Jooheon mendapatkan yang lebih baik kalau kita nggak ditakdirkan buat sama - sama,"

"Doakan saja agar saya jadi jodohmu, tugas saya adalah meng-aaamin-kannya,"

Sore itu, motor matic Kihyun dan buah markisa yang menjalar di tiang penyangga atap parkiran menjadi saksi bisu percakapan Changkyun dan Jooheon.














☁🌷☁

Inspirasi dari percakapan teman dan sang pacar di parkiran sekolah.

Di beri bumbu bucin sedikit agar lebih lengkap dan tahan lama.

LONGING HEART [JOOKYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang