Changkyun menghela nafas.
Untuk kesekian kalinya.
Lelaki itu kemudian membenarkan letak kacamata yang dipakainya. Memijit pelan pangkal hidungnya saat pening mulai merasuki kepalanya.
Menatap layar komputer seharian penuh nyatanya membuat fungsi kerja pada kepala dan tubuh Changkyun melemah.
"Aku pulang."
Changkyun mendengar suara seseorang memasuki apartment sederhananya. Buru-buru Changkyun keluar dari kamar dan menghampiri sang suami.
"Lembur lagi?"
Changkyun membantu Jooheon membawa tas kerjanya setelah sebelumnya memberi sebuah kecupan singkat di pipi.
"Hmm, sebelum semakin menumpuk aku harus mulai menyelesaikannya."
"Eoh, mandi lah aku akan menyiapkan makan malam untukmu."
Jooheon segera beranjak ke dalam kamar dan mulai membersihkan diri.
-
Pukul 10 malam.
Jooheon sedang menikmati makan malamnya yang sangat terlambat itu dengan Changkyun yang berada disampingnya.
Changkyun duduk diam sambil menatap lelaki dihadapannya dengan penuh sayang. Tangannya terulur guna mengusap pelan pelipis Jooheon.
"Kau pasti lelah."
Jooheon menoleh sejenak sebelum menggenggam tangan Changkyun yang ada di wajahnya lalu mengecup pelan punggung tangan lelaki manis kesayangannyanya itu.
"Ya, tapi sekarang lelah ku sudah hilang semua setelah aku melihat wajahmu."
Changkyun terkekeh.
"Kau tidak pandai merayu, asal kau tahu."
-
Keduanya sudah bersiap untuk tidur. Dengan Changkyun yang memeluk erat tubuh Jooheon.
Jooheon menatap wajah manis dihadapannya. Mengusap pipinya pelan dan sesekali membenarkan letak poni Changkyun yang tampak menutupi matanya.
"Kau jadi menemui Park pd-nim?"
"Eoh, katanya aku harus menyelesaikan dulu naskahku. Tapi aku tidak yakin, orang itu selalu punya cara untuk menolak naskahku jadi sepertinya dia hanya membual."
"Kenapa tidak kau coba dulu untuk melanjutkan naskahmu?"
Changkyun mengerucutkan bibirnya.
"Aku sudah berusaha, tapi tidak ada satu katapun yang bisa ku ketik."
Jooheon terkekeh.
"Tidak apa, kau bisa melanjutkannya besok."
"Jooheon?"
"Hmm?"
"Apa aku harus menyerah saja?"
"Apa maksudmu?"
"Tuan Park bukan orang pertama yang menolak naskahku, ini sudah kesekian kali bahkan sebelumnya mereka sama sekali tidak mau membaca naskahku. Sepertinya aku benar-benar tidak berbakat, buktinya tidak ada yang mau bekerja sama denganku."
Jooheon mengeratkan pelukannya. Mengusap lembut punggung Changkyun dan memberi sebuah kecupan hangat pada keningnya.
"Sayang, tidak ada orang sukses tanpa melakukan usaha apapun. Kau sudah melakukan yang terbaik sampai sekarang. Dan yang perlu kau lakukan adalah, tidak menyerah pada mimpimu. Mungkin sekarang kau belum bisa berjalan, tapi setidaknya kau bisa merangkak untuk menggapai semuanya. Jangan menyerah, karena esok akan ada hari baik yang sudah menantimu."
Changkyun menyembunyikan wajahnya pada dada Jooheon. Dan Changkyun menangis.
"Kenapa kau terus mendorongku seperti ini? Tidak kah kau malu memiliki suami sepertiku? Aku bahkan tidak bisa apa-apa."
"Kata siapa? Kau seorang penulis yang hebat, kau seorang yang penuh kasih sayang, kau seorang yang pantang menyerah, dan kau adalah suamiku yang terbaik dan aku selalu bangga padamu."
"Jooheon, hiks-"
Jooheon menghapus lelehan air mata yang membanjiri wajah Changkyun dengan ibu jarinya. Jooheon kembali menatap Changkyun dengan penuh sayang kemudian mengecup pelan bibir kemerahan sang suami.
"You did well today too Changkyun, take a rest well now and have a good night, I love you so much."
Fin.
Sambil dengerin lagunya ya heheh 🙃🙃
With love, 👑
KAMU SEDANG MEMBACA
LONGING HEART [JOOKYUN]
RandomKUMPULAN CERITA YANG DITUJUKAN UNTUK PARA JOOKYUN SHIPPER