Temperature of Love

448 53 0
                                    

"Noona, aku tidak yakin bisa menjaga Rain."

Jooheon hanya mampu menatap sendu pada keponakan kecilnya yang sedang tidur dengan damai itu.

"Apa aku terlalu merepotkanmu?"

"B-bukan begitu, tapi- aishh! Baiklah baiklah aku akan menjaga Rain! Jangan pasang wajah sedih mu itu lagi, kau sangat menjijikan asal kau tahu!"

Jieun langsung tersenyum lebar dan hendak beranjak memeluk adiknya itu jika saja tangan dan kakinya tidak dibalut oleh banyak perban.

Jieun baru saja mengalami sebuah kecelakaan ringan. Tidak terlalu parah namun tetap mengharuskan tangannya di pasangi gips karena patah tulang ringan akibat tangannya terbentur pintu mobil. Juga kakinya yang terlihat bengkak dan penuh luka akibat terjepit dan tergores pecahan kaca.

"Dua minggu, aku janji hanya dua minggu."

"Ck! Tidak usah banyak bicara, kau fokus saja pada penyembuhanmu. Tidak perlu khawatir, aku akan berusaha menjaga Rain dengan baik."

"Kau memang adikku yang terbaik."

Jieun sudah merentangkan sebelah tangannya. Dengan jari-jari yang seolah memanggil Jooheon.

"Apa?"

"Kau tidak mau memeluk noona mu ini?"

"Peluk saja dirimu sendiri! Sudahlah, aku pulang!"

Setelahnya Jooheon segera menggendong Rain dengan perlahan dan keluar dari kamar inap itu begitu saja.

Jieun tampak mengerucutkan bibirnya namun tersenyum hangat setelahnya. Adiknya memang selalu bisa diandalkan, pikirnya.

-

Sebenarnya Jooheon tidak sepengangguran itu. Jabatannya sebagai pemimpin redaksi sebuah majalah fashion ternama tentu membuatnya menjadi seorang yang sangat sibuk.

Namun lelaki itu tidak memiliki pilihan lain. Lee Jieun, kakaknya adalah seorang single mother dimana kekasihnya pergi meninggalkannya saat mengetahui Jieun tengah hamil.

Orang tua Jooheon tinggal di Jepang guna mengurus perusahaan keluarga dan tidak memungkinkan mereka untuk kembali ke Seoul begitu saja.

Jooheon hanya tidak setega itu melihat kakaknya. Jieun sudah banyak berjuang dan bekerja keras sendirian. Dan mungkin ini adalah saatnya untuk wanita itu beristirahat sejenak.

"Hah~"

"Semangat Jooheon! Kau pasti bisa!"

Jooheon tampak menyemangati dirinya sendiri kemudian berjalan mantap dengan ponakan kecil yang berada digendongannya.

-

Tidak seperti biasanya, hari ini Jooheon datang ke kantor sedikit terlambat. Tentu saja karena selain harus mengurus dirinya sendiri Jooheon juga harus mengurus segala keperluan Rain.

Jooheon tidak mungkin meninggalkan Rain atau menitipkan Rain pada orang lain, sehingga dirinya membawa serta keponakannya itu bekerja.

Beruntung setidaknya hari ini Jooheon tidak memiliki jadwal meeting sehingga dirinya bisa hanya berada diruangannya seharian.

Namun tidak seperti yang dibayangkan. Rain menjadi sangat rewel sejak semalam. Rain sering menangis tiba-tiba padahal Jooheon sudah memberinya susu. Membuat Jooheon kualahan dan tidak tau harus berbuat apa lagi.

Jooheon sedang berusaha menenangkan Rain dengan terus menggendong dan memberinya susu saat tiba-tiba pintu ruangannya diketuk seseorang.

"Sajang-nim."

LONGING HEART [JOOKYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang